Studi: Polusi Udara Meningkatkan Risiko Penyakit Parkinson Sebesar 56 Persen

Amastya 1 Nov 2023, 19:31
Polusi udara dalam ruangan di ibu kota negara (ditunjukkan pada gambar) mencapai tingkat yang mengkhawatirkan /Reuters
Polusi udara dalam ruangan di ibu kota negara (ditunjukkan pada gambar) mencapai tingkat yang mengkhawatirkan /Reuters

RIAU24.COM Penelitian terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat telah mengungkapkan hubungan yang mengkhawatirkan antara tingkat moderat polusi partikel halus dan risiko 56 persen lebih tinggi terkena penyakit Parkinson.

Penelitian ini, yang dipimpin oleh Brittany Krzyzanowski dari Barrow Neurological Institute di Arizona, menyoroti hubungan potensial antara polusi udara dan gangguan neurodegeneratif yang melemahkan ini.

Para peneliti juga menyoroti perbedaan regional yang menarik dalam hubungan ini, menawarkan wawasan penting tentang peran racun lingkungan dalam perkembangan penyakit Parkinson.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa partikel halus, yang dikenal sebagai PM2.5, dapat memicu peradangan otak, mekanisme yang terkait dengan timbulnya penyakit Parkinson.

Krzyzanowski dan timnya bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan ini lebih lanjut, memahami tingkat risiko dan distribusi geografisnya.

Variasi geografis dan sumber data

Untuk melakukan penelitian mereka, para peneliti mengidentifikasi hampir 90.000 pasien penyakit Parkinson dalam dataset Medicare yang luas, yang mencakup sekitar 22 juta orang di seluruh Amerika Serikat.

Pasien-pasien ini kemudian di-geocode ke lingkungan perumahan mereka, memungkinkan para peneliti untuk menganalisis tingkat penyakit di berbagai daerah.

Selain itu, konsentrasi tahunan rata-rata partikel halus di area spesifik ini dihitung, memberikan dataset penting untuk analisis mereka.

Disparitas regional pada penyakit Parkinson

Studi ini menemukan perbedaan regional dalam prevalensi penyakit Parkinson.

Lembah Sungai Mississippi-Ohio muncul sebagai hotspot untuk penyakit ini, dengan daerah lain seperti North Dakota tengah, bagian Texas, Kansas, Michigan timur, dan bagian Florida juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi.

Sebaliknya, individu yang tinggal di bagian barat Amerika Serikat ditemukan memiliki penurunan risiko terkena penyakit Parkinson.

Krzyzanowski menyoroti kemungkinan bahwa perbedaan regional dalam penyakit Parkinson mungkin terkait dengan variasi komposisi partikel halus.

Daerah tertentu mungkin memiliki partikel dengan komponen yang lebih beracun, seperti partikel pembakaran dari lalu lintas dan logam berat dari manufaktur.

Unsur-unsur ini sebelumnya telah dikaitkan dengan kematian sel di daerah otak yang terlibat dalam penyakit Parkinson.

(***)