Hamas Klaim Beberapa Tewas Pasca Serangan Israel Menghantam Dekat Rumah Sakit Terbesar di Gaza

Amastya 4 Nov 2023, 11:03
Orang-orang menunggu di tempat penampungan tenda dalam kegelapan saat bahan bakar untuk pembangkit listrik habis, di luar hopsital Al-Shifa di Kota Gaza pada awal 3 November 2023 /AFP
Orang-orang menunggu di tempat penampungan tenda dalam kegelapan saat bahan bakar untuk pembangkit listrik habis, di luar hopsital Al-Shifa di Kota Gaza pada awal 3 November 2023 /AFP

RIAU24.COM Hamas mengatakan pada hari Jumat (3 November) bahwa serangan mematikan Israel menghantam dekat rumah sakit terbesar di Gaza.

Mengutip pernyataan resmi, kantor berita AFP melaporkan bahwa pasukan Israel menargetkan konvoi ambulans yang mengangkut yang terluka dari Kota Gaza menuju Rafah.

Beberapa orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan Israel di pintu masuk rumah sakit Al-Shifa.

Beberapa mayat terlihat di samping ambulans yang rusak, kata laporan AFP.

Berbicara kepada kantor berita tentang insiden itu, militer Israel mengatakan tidak dapat menjawab atau mengonfirmasi pertanyaan spesifik saat ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit Al-Shifa telah menghadapi kepadatan yang parah, dengan tingkat hunian tempat tidur 164 persen.

Serangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah rumah sakit al-Ahli di Gaza diserang yang menewaskan ratusan orang.

Para pejabat Gaza menyalahkan Israel atas serangan ini tetapi Israel membantah terlibat.

Baru-baru ini, intelijen Prancis mengindikasikan bahwa ledakan di rumah sakit itu disebabkan oleh roket Palestina dan bukan serangan udara Israel.

Sementara itu, kementerian kesehatan di Gaza mengatakan bahwa sekitar 16 rumah sakit di wilayah yang dilanda perang tidak berfungsi karena kerusakan akibat serangan dan kekurangan bahan bakar.

Pada hari Rabu, kantor berita Reuters melaporkan bahwa satu-satunya rumah sakit perawatan kanker di Gaza.

Di tengah perang yang semakin intensif antara Israel dan Hamas, satu-satunya rumah sakit perawatan kanker di Gaza tidak beroperasi karena kehabisan bahan bakar, kantor berita Reuters melaporkan.

Berbicara pada konferensi pers, direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina Subhi Skaik mengatakan bahwa rumah sakit telah menghabiskan bahan bakarnya dan tidak berfungsi.

"Kami memberi tahu dunia untuk tidak meninggalkan pasien kanker pada kematian tertentu karena rumah sakit tidak berfungsi," tambah Skaik.

Mengonfirmasi komentar Skaik, Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila mengatakan kehidupan 70 pasien kanker di dalam rumah sakit sangat terancam.

(***)