Diduga Pro Israel, Iran Ancam AS Hadapi Dampak Parah

Rizka 6 Nov 2023, 13:20
Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Ashtiani
Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Ashtiani

RIAU24.COM Perang antara Hamas dan Israel di Gaza telah memicu keterlibatan negara lain untuk bertindak. Kubu pro dan kontra pun terbentuk, terutama di pihak Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel dan Iran sebagai musuh bebuyutannya.

Terbaru, Pemerintah Iran melontarkan ancaman untuk AS. Mereka mengancam Washington akan terkena dampak parah jika tidak menerapkan gencatan senjata dalam perang di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Al Arabiya dan Press TV, Senin (6/11), ancaman untuk AS itu dilontarkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Iran, Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Ashtiani, dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Tasnim.

"Saran kami kepada Amerika adalah segera menghentikan perang dan menerapkan gencatan senjata, jika tidak, Anda akan terkena dampak parah," cetus Ahstiani dalam pernyataannya pada Minggu (5/11) waktu setempat.

"Kami selalu merekomendasikan Amerika untuk tidak mendukung rezim Zionis," ujarnya.

Israel menyatakan perang terhadap Hamas dan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Gaza, setelah terjadinya serangan mengejutkan di Israel pada 7 Oktober lalu yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Laporan terbaru otoritas Gaza yang dikuasai Hamas menyebut lebih dari 9.700 orang, sebagian besar warga sipil dan separuhnya anak-anak, tewas akibat gempuran Israel.

Iran yang menjadi sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, menganggap AS 'terlibat secara militer' dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

Ashtiani, dalam pernyataannya, menyebut AS telah membuat beberapa kesalahan strategis, khususnya di kawasan Asia Barat. Di bawah situasi terkini, sebut Ashtiani, Washington telah mengirimkan pesan-pesan ke Iran karena putus asa dan ketakutan.

Lebih lanjut, Ashtiani menyebut AS dan Israel kini berada dalam posisi sulit untuk keluar dari konflik.

Diketahui bahwa pangkalan dan personel militer AS yang ditempatkan di Irak dan Suriah berulang kali menjadi target serangan drone dan rudal sejak Israel melancarkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Sejumlah serangan di wilayah Irak diduga didalangi oleh milisi pro-Iran.

Sementara itu, AS sama seperti Israel menolak gencatan senjata, namun sedang mengupayakan adanya jeda kemanusiaan demi memungkinkan bantuan kemanusiaan disalurkan ke Jalur Gaza dan memberi peluang untuk pembebasan para sandera.