Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Gaza, Sebut: Berbahaya! 

Zuratul 1 Dec 2023, 10:10
Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Gaza: Berbahaya!. (detikCom/Foto)
Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Gaza: Berbahaya!. (detikCom/Foto)

RIAU24.COM -Elon Musk menolak undangan pentolan kelompok Hamas untuk mengunjungi Jalur Gaza, Palestina, agar bisa menyaksikan hasil kekejaman agresi Israel di wilayah tersebut.

Hal ini berkaitan usai Elon Musk pada pekan lalu mengunjungi Israel dan bertemu Netanyahu

Penolakan Musk mencuat saat dia membalas unggahan salah satu netizen di X (dulu Twitter) pada Kamis (30/11). 

Dia menolak undangan karena menilai kondisi Gaza "berbahaya".

"Tampaknya sedikit berbahaya ke sana sekarang. Namun, saya yakin betul Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan membawa kebaikan," cuit Musk.

Kelompok Hamas melalui juru bicaranya, Osama Hamdan, sebelumnya mengundang Elon Musk ke Jalur Gaza agar bisa menyaksikan sendiri kehancuran wilayah tersebut imbas kekejaman Israel.

"Kami mengundang dia [Musk] untuk menyaksikan sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza," ujar Hamdan saat konferensi pes di Beirut, London, pada Selasa (28/11).

Elon Musk merupakan salah satu miliarder AS yang mendukung agresi Israel dan deklarasi perang mereka ke Hamas.

"Mereka yang berniat membunuh harus dilucuti. Propaganda untuk melatih orang menjadi pembunuh di masa depan harus dihentikan," ujar dia.

Kunjungan Musk ke kibbutz berlangsung saat Israel dan Hamas sedang melakukan gencatan senjata.

Kedua pihak sepakat melancarkan gencatan senjata pada 24-28 November. Kemudian diperpanjang pada 29-30 November.

Israel dan Hamas juga kembali sepakat menerapkan gencatan senjata untuk 24 jam ke depan yang dimulai pada hari ini, Kamis (30/11).

Perpanjangan gencatan senjata yang kedua kali ini sempat terancam batal setelah Hamas mengklaim Israel menolak tawaran pembebasan sandera tambahan.

Hamas juga telah memerintahkan pasukannya untuk siaga tempur menyusul belum ada tanda dari Israel menyetujui perpanjangan gencatan senjata.

Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai puluhan hari Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober.

Imbas serangan mereka, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.

(***)