Lebih Dari 60 Orang, Termasuk Wanita dan Anak-anak Tenggelam Dalam Kapal Karam di Lepas Pantai Libya

Amastya 17 Dec 2023, 19:00
Baru-baru ini terjadi di tengah lonjakan jumlah penyeberangan migran Mediterania tengah menuju Eropa dari Afrika Utara yang dikatakan paling mematikan di dunia, menurut PBB /Reuters
Baru-baru ini terjadi di tengah lonjakan jumlah penyeberangan migran Mediterania tengah menuju Eropa dari Afrika Utara yang dikatakan paling mematikan di dunia, menurut PBB /Reuters

RIAU24.COM - Lebih dari 60 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dikatakan tenggelam dalam kapal karam di lepas pantai Libya, pada hari Sabtu (16 Desember), menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Badan PBB mengutip korban selamat mengatakan bahwa kapal yang membawa sekitar 86 orang berangkat dari kota Libya Zwara.

Menurut IOM, setidaknya 61 orang, termasuk wanita dan anak-anak, hilang dan diduga tewas.

"Sejumlah besar migran diyakini telah meninggal karena gelombang tinggi yang membanjiri kapal mereka,” lapor kantor badan PBB di Libya mengatakan kepada AFP, dalam sebuah pernyataan.

Setidaknya 25 orang diselamatkan dan dipindahkan ke pusat penahanan Libya, kata IOM, menambahkan bahwa tim organisasi memberikan dukungan medis dan para korban semuanya dalam kondisi baik.

Sebagian besar korban, yang terlibat dalam insiden terbaru, berasal dari Nigeria, Gambia dan negara-negara Afrika lainnya, kata badan PBB itu.

"Mediterania tengah terus menjadi salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia," kata IOM, dalam sebuah pernyataan di X.

Flavio Di Giacomo, juru bicara IOM mengatakan lebih dari 2.250 orang tewas tahun ini di rute migran Mediterania tengah, sebuah angka dramatis yang menunjukkan bahwa sayangnya tidak cukup banyak yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa di laut.

Peningkatan jumlah kapal migran

Sejak awal tahun ini, telah terjadi peningkatan dramatis dalam jumlah penyeberangan migran Mediterania tengah menuju Eropa dari Afrika Utara yang dikatakan paling mematikan di dunia, menurut PBB.

Libya dan Tunisia dikatakan sebagai salah satu titik keberangkatan utama bagi para pengungsi dan pencari suaka yang mempertaruhkan perjalanan laut berbahaya dengan harapan mencapai Eropa. Lebih dari 153.000 migran tiba di Italia tahun ini dari Tunisia dan Libya, menurut badan pengungsi PBB.

Pada bulan Juni, Adriana, sebuah kapal nelayan yang sarat dengan 750 orang yang berangkat dari Libya dan sedang dalam perjalanan ke Italia, tenggelam di perairan internasional di barat daya Yunani.

Sebuah laporan AFP mengutip korban selamat mengatakan, kapal itu membawa terutama warga Suriah, Pakistan dan Mesir. Lebih dari 104 orang selamat dan 82 mayat dilaporkan ditemukan setelah insiden mematikan itu.

(***)