Bela Palestina, Presiden Prancis Sebut Perangi Hamas Bukan Berarti Meratakan Gaza

Rizka 21 Dec 2023, 12:08
Emmanuel Macron
Emmanuel Macron

RIAU24.COM Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu (21/12) mengecam Israel mengecam pernyataan paling keras atas serangan di Gaza selama 10 pekan terakhir.

Macron mengatakan bahwa memerangi "terorisme bukan berarti meratakan Gaza", merujuk pada respons Israel terhadap serangan besar-besaran Hamas pada 7 Oktober lalu.

"Kita tidak bisa membiarkan gagasan bahwa perang yang efisien melawan terorisme berarti meratakan Gaza atau menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu," kata Macron kepada stasiun televisi France 5, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (21/12).

Macron pun meminta Israel "untuk menghentikan respons ini karena tidak pantas, karena semua nyawa bernilai sama dan kami membela mereka."

Meskipun mengakui "hak Israel untuk membela diri dan melawan teror," Macron mengatakan bahwa Prancis menyerukan perlindungan warga sipil dan "gencatan senjata yang mengarah pada gencatan senjata kemanusiaan."

Perang Gaza yang terus berkecamuk saat ini, terjadi setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

Sebagai balasan, Israel memulai bombardir tanpa henti bersamaan dengan invasi darat.

Hamas mengatakan pada hari Rabu bahwa 20.000 orang telah tewas di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Pemerintah Israel dilaporkan telah menawarkan perjanjian gencatan senjata kepada Hamas, yang akan berlangsung selama satu minggu di Jalur Gaza. Ini sebagai bagian dari perjanjian baru yang bertujuan untuk membebaskan lebih dari 30 sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut.

Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (21/12), situs berita Axios yang mengutip para pejabat Israel, melaporkan bahwa usulan tersebut disampaikan melalui mediator Qatar. Ini merupakan tawaran pertama sejak tumbangnya perjanjian bulan lalu yang mengakibatkan penghentian perang selama tujuh hari dan pembebasan lebih dari 100 sandera.

Pada hari Selasa, Presiden Israel Isaac Herzog mengumumkan bahwa Israel bersiap untuk jeda kemanusiaan kedua dalam pertempuran dengan Hamas, dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan di Gaza, demikian Times of Israel melaporkan.

"Para pejabat Israel mengatakan usulan tersebut menunjukkan Israel bertekad untuk meluncurkan kembali perundingan serius untuk pembebasan lebih banyak sandera, meskipun Hamas telah mengatakan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perundingan selama pertempuran terus berlanjut," lapor Axios.