Gempa Jepang: Jumlah Korban Tewas Meningkat Menjadi 161, Lebih Dari 100 Masih Hilang

Amastya 8 Jan 2024, 13:42
Gambar menunjukkan mobil di bawah bangunan yang runtuh di kota Shika di Distrik Hakui, Prefektur Ishikawa pada 8 Januari 2024 /AFP
Gambar menunjukkan mobil di bawah bangunan yang runtuh di kota Shika di Distrik Hakui, Prefektur Ishikawa pada 8 Januari 2024 /AFP

RIAU24.COM - Jumlah korban tewas setelah gempa berkekuatan 7,6 mengguncang Jepang pada Hari Tahun Baru telah meningkat menjadi 161 dari 128 semalam, lapor kantor berita AFP mengutip pihak berwenang setempat, pada Senin (8 Januari).

Sementara itu, jumlah orang yang hilang turun menjadi 103 dari 195 di wilayah Ishikawa tengah Jepang yang dilanda gempa.

Upaya penyelamatan sedang berlangsung

Menurut pejabat setempat, salju telah mempersulit upaya penyelamatan setelah gempa bumi yang gelombang kejut dari mana menggulingkan bangunan, memicu kebakaran besar dan memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter.

Jepang sejak itu mengerahkan ribuan petugas penyelamat di seluruh negeri. Namun, upaya mereka telah terhambat oleh sekitar 1.000 tanah longsor setelah gempa, untuk memperburuk keadaan, wilayah tersebut juga telah diselimuti salju dalam dua hari terakhir.

Pemerintah daerah telah memperingatkan bahwa hujan terus menerus akan menyebabkan lebih banyak tanah longsor dan salju lebat dapat menyebabkan lebih banyak bangunan runtuh karena beratnya.

Sementara itu, penurunan suhu juga dapat memperburuk kondisi lebih dari 28.800 orang di 404 tempat penampungan pemerintah.

Sebanyak 2.000 orang di beberapa komunitas di semenanjung terpencil telah terputus karena jalan rusak. Selain itu, tanah longsor telah memblokir kendaraan bantuan yang membawa bahan-bahan bantuan untuk daerah-daerah yang menderita pemadaman air dan listrik.

Tahun Baru dimulai dengan nada suram bagi Jepang karena pada sore hari tanggal 1 Januari, gempa kuat mengguncang Semenanjung Noto, yang terletak di pantai barat negara yang rawan gempa.

"Prioritas pertama adalah menyelamatkan orang-orang di bawah reruntuhan, dan menjangkau komunitas yang terisolasi," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam sebuah wawancara dengan NHK pada hari Minggu.

Dia juga berbicara tentang bagaimana militer telah mengirim kelompok-kelompok kecil pasukan ke masing-masing komunitas yang terisolasi dengan berjalan kaki.

“Pemerintah juga telah mengerahkan berbagai helikopter polisi dan pemadam kebakaran untuk menjangkau mereka,” Kishida menambahkan.

Pada Minggu (7 Januari), sekitar 20.700 rumah tangga di wilayah Ishikawa yang lebih luas tetap tanpa listrik dan lebih dari 66.100 rumah tangga tanpa air, lapor AFP.

Wanita berusia 90-an ditarik keluar dari puing-puing

Jumlah korban tewas yang diperbarui datang sehari setelah seorang wanita berusia 90-an secara ajaib ditarik hidup-hidup dari sebuah rumah yang runtuh di wilayah barat negara yang dilanda gempa.

Wanita yang diidentifikasi sebagai Kota Suzu, prefektur Ishikawa, menantang kemungkinan serta kematian untuk muncul hidup-hidup dari puing-puing hampir lima hari setelah salah satu gempa bumi paling dahsyat yang melanda Jepang dalam sejarah baru-baru ini.

"Bertahanlah di sana!" tim penyelamat terdengar memanggil wanita itu di tengah hujan, lapor AFP mengutip rekaman polisi yang diposting di media sosial.

"Kamu akan baik-baik saja!" kata mereka.

(***)