Ketika JK-Ganjar Kompak Sindir Capres yang Suka Marah dan Emosian

Rizka 11 Jan 2024, 10:06
Ganjar Pranowo dan Jusuf Kalla
Ganjar Pranowo dan Jusuf Kalla

RIAU24.COM - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), mengajak masyarakat memikirkan kondisi jika sebuah negara dipimpin oleh pemimpin yang suka marah-marah.

Bak sepemikiran, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan, seorang calon presiden memang semestinya mampu menjaga emosi saat berdebat dan tidak menunjukkan kemarahan di muka publik.

"Pasti emosinya mesti dijaga karena kalau pertunjukannya adalah kemarahan emosi pasti ada beberapa yang tidak suka," kata Ganjar dilansir dari kompas.com, Kamis (11/1). 

Ganjar berpandangan, seorang calon presiden semestinya menampilkan hal-hal yang edukatif saat berdebat, bukan malah menunjukkan emosinya.

"Kita mesti bisa menampilkan hal-hal yang lebih edukatif, sebenarnya ada orang yang mengatakan tidak edukatif gitu, tapi menurut saya itu edukasi paling baik," ujar dia.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini pun mengaku berusaha memberikan edukasi saat tampil dalam acara debat, misalnya dengan menunjukkan data-data yang dia kantongi. 

Ganjar menuturkan, data tersebut ia tunjukkan untuk mengedukasi publik mengenai capaian terhadap target dalam sebuah program. 

Ia pun mengaku tak masalah apabila data yang ia sodorkan dianggap tidak tepat, asalkan bantahan tersebut disampaikan dengan argumentasi yang benar. 

"Sehingga kalau kemudian bicaranya, ya tidak ada data yang bisa ditampilkan hari ini, oke secara kuantitatif tidak bisa. Maka setidaknya pemimpin itu bicara kualitatifnya," kata Ganjar. 

Sebelumnya, Jusuf Kalla menyindir seorang capres yang suka marah-marah. Ia menilai amat berbahaya jika negara dipimpin sosok seperti itu. 

“Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah. Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain, bisa ditonjok kepala negara lain," kata JK.

Politikus senior Partai Golkar itu kemudian berpesan agar masyarakat hati-hati memilih pemimpin. Salah satu yang menjadi acuan adalah sikap para capres saat debat ketiga Pilpres 2024 baru-baru ini. 

“Jadi, harus hati-hati memilih pemimpin. Kita lihat kemarin malam saja di debat," ujar JK.