China Marah Atas Hasil Pemilu Taiwan: 'Tidak Akan Mentolerir Kegiatan Separatis'

Amastya 14 Jan 2024, 07:19
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te (kiri) melambai di samping pasangannya Hsiao Bi-khim (kanan) selama rapat umum di luar markas besar (DPP) pada 13 Januari 2024 /AFP
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te (kiri) melambai di samping pasangannya Hsiao Bi-khim (kanan) selama rapat umum di luar markas besar (DPP) pada 13 Januari 2024 /AFP

RIAU24.COM China pada hari Sabtu (13 Januari) marah atas pemimpin Partai Progresif Demokratik (DPP) Lai Ching-te saat ia memenangkan pemilihan di Taiwan dan akan menjadi presiden pulau itu pada bulan Mei.

Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Xinhua, China bersumpah bahwa mereka tidak akan mentolerir kegiatan separatis di Taiwan yang diklaimnya sebagai miliknya.

Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Xinhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Beijing Chen Binhua mengatakan, "Kami akan mematuhi Konsensus 1992 yang mewujudkan prinsip satu-China dan dengan tegas menentang kegiatan separatis yang ditujukan untuk 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan asing."

Binhua juga mengatakan bahwa pemungutan suara hari Sabtu tidak akan menghalangi tren reunifikasi China yang tak terhindarkan.

Dia menambahkan, "Partai Progresif Demokratik tidak dapat mewakili opini publik arus utama di pulau itu."

AS bereaksi terhadap hasil jajak pendapat

Pemilihan Taiwan tahun ini diawasi ketat oleh China dan juga Amerika Serikat.

AS pada hari Sabtu mengucapkan selamat kepada Lai Ching-te tetapi menyatakan bahwa Washington tidak mendukung kemerdekaan untuk pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.

"Kami tidak mendukung kemerdekaan," kata Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers setelah dia ditanya tentang posisi pemerintahnya di Taiwan.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengucapkan selamat kepada Lai atas kemenangannya dalam pemungutan suara penting dan memuji sistem demokrasi yang kuat dan proses pemilihan dari pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Pemerintahan Biden telah mengumumkan sebelumnya bahwa mereka berencana untuk mengirim delegasi tidak resmi ke Taiwan setelah pemungutan suara dan memperingatkan China terhadap provokasi militer apa pun.

Lai bersumpah untuk membela Taiwan dari ancaman China

Dalam pidato kemenangannya, presiden terpilih Lai bersumpah untuk melindungi Taiwan dari intimidasi oleh China.

Lai mengatakan dia akan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi berjanji untuk mempertahankan pulau itu dari perang China.

"Kami bertekad untuk melindungi Taiwan dari ancaman dan intimidasi yang berkelanjutan dari China," tambahnya.

Dia lebih lanjut berterima kasih kepada rakyat Taiwan karena menulis babak baru dalam demokrasi dengan menentang ancaman dan peringatan satu negara partai China.

(***)