Pengamat Nilai Cawe-cawe Politik Jokoi Sudah Keterlaluan, Bicara Revolusi Mental tapi Tak Beretika 

Zuratul 2 Feb 2024, 14:57
Pengamat Nilai Cawe-cawe Politik Jokoi Sudah Keterlaluan, Bicara Revolusi Mental tapi Tak Beretika. (X/@Naandaa27)
Pengamat Nilai Cawe-cawe Politik Jokoi Sudah Keterlaluan, Bicara Revolusi Mental tapi Tak Beretika. (X/@Naandaa27)

RIAU24.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap sudah keterlaluan soal sikapnya dalam berpolitik belakangan ini. 

Hal ini lantaran telah melakukan cawe-cawe di depan prajurit dan panglima TNI, Laksamana Yudo Margono pada Rabu (24/1/2024) lalu.

“Jokowi cawe-cawenya sudah keterlaluan, sudah kejauhan dan kita harus bersikap,” kata Pengamat Militer dan Pertahanan Keamanan Negara, Connie Rahakundini Bakrie, saat aksi Kamisan, di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Jokowi kata Connie, seharusnya membaca Pasal 299 secara tuntas, tidak sepotong-sepotong. 

Seorang presiden diperbolehkan berkampanye jika ia maju dalam pemilihan.

“Kalau dia ingin kampanye dia harus jelaskan dengan benar, pasal 299 harus dibaca sampai selesai. Kalau dia enggak maju, dia enggak bisa (kampanye),” ucapnya.

Connie menilai bangsa Indonesia saat ini dalam kondisi yang membahayakan lantaran kepala negara tidak menjalankan tugasnya dengan etika. 

Semua aturan yang sudah dibuat saat ini seolah-olah ditabrak oleh Jokowi.

“Hari ini yang terjadi adalah kemudian kita ini bahaya karena tugas dia sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara tidak dijalankan dengan etika,” jelasnya.

“Dia itu bukan ahli kampanyenya partai. Dia itu harus ahli kampanye NKRI. Jadi kalau mau kampanye, kampanye untuk semua partai yang sedang bertarung, dan mau Paslon 01, 02, 03,” tambahnya.

Apa yang selama ini digaungkan Jokowi soal revolusi mental adalah omong kosong lantaran bertolak belakang dengan perbuatannya saat ini.

“Beliau yang teriak teriak revolusi mental, revolusi moral, revolusi apa pun itu. Yang saya pikir yang harus dilakukan pada dirinya sendiri adalah revolusi etika. Karena kalau tak punya etika seperti ini negara dalam bahaya,” tandasnya.

(***)