Hamas Peringatkan Israel soal Rencana IDF Serbu Rafah, AS Malah Klaim Tidak Terlibat 

Zuratul 11 Feb 2024, 22:28
Hamas Peringatkan Israel soal Rencana IDF Serbu Rafah, AS Malah Klaim Tidak Terlibat. (X/Foto)
Hamas Peringatkan Israel soal Rencana IDF Serbu Rafah, AS Malah Klaim Tidak Terlibat. (X/Foto)

RIAU24.COM -Pemimpin Hamas di Gaza memperingatkan bahwa operasi pasukan militer Israel di Rafah dapat menyebabkan jatuhnya puluhan ribu korban jiwa di kota tersebut. 

Sebab, Hamas menilai Rafah merupakan tempat perlindungan terakhir bagi pengungsi Palestina.

Rafah telah penuh sesak dengan pengungsi Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya merencanakan militernya untuk menyerang Rafah.

Netanyahu mengatakan kepada para pejabat militer dan keamanan Israel pada Jumat (9/2) malam setempat untuk menyerahkan kepada kabinet rencana gabungan untuk mengevakuasi penduduk dan menghancurkan batalyon Hamas di selatan kota.

Janji Netanyahu mengenai rute yang aman ditanggapi dengan skeptis, karena orang-orang yang melarikan diri dari zona pertempuran sebelumnya tetap diserang oleh militer Israel.

Seperti The New Arab, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan militer apa pun akan menimbulkan dampak bencana yang dapat menyebabkan puluhan ribu orang mati syahid dan terluka jika Rafah diserbu.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pihaknya tidak mendukung serangan darat di Rafah. AS juga memperingatkan bahwa, jika tidak direncanakan dengan baik, operasi semacam itu berisiko menimbulkan bencana.

Bombardir brutal Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 28 orang sejak 7 Oktober 2023, di mana mayoritas korban adala perempuan dan anak-anak.

Sebelumnya, Militer Israel mengklaim pada Sabtu (10/2) bahwa mereka telah menemukan terowongan Hamas di bawah markas besar badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Kota Gaza.

UNRWA menjawab bahwa pihaknya tidak beroperasi dari pangkalan tersebut sejak 12 Oktober lalu, dan menyerukan penyelidikan independen.

Hamas sebelumnya membantah klaim Israel bahwa mereka telah menggali jaringan terowongan yang luas di bawah sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya untuk menutupi aktivitas mereka.

(***)