Jokowi Bantah soal Pangkat Istimewa Prabowo Berangkat dari Transaksi Politik

Zuratul 29 Feb 2024, 09:10
Jokowi Bantah soal Pangkat Istimewa Prabowo Berangkat dari Transaksi Politik.
Jokowi Bantah soal Pangkat Istimewa Prabowo Berangkat dari Transaksi Politik.

RIAU24.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) memeberikan pangkat istimewa jenderal TNI (HOR) kepada Menteri Pertahanan (menhan) Prabowo Subianto. 

Jokowi membantah pemberian pangkat istimewa itu karena transaski poltiik. 

Penyerahan pangkat istimewa ini digelar di Gor Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2). 

Penghargaan tersebut secara langsung disematkan oleh Presiden Jokowi di Rapim TNI-Polri 2024. 

"terakhir, dalam kesempatan yang baik ini, yang berbahagian ini, saya ingin sampaikan penganugerahan kenaikan pangkat istimewa berupa Jenderal TNI kehormatan kepada bapak Prabowo Subianto," ucap Jokowi di akhir sambutannya. 

"Penganugerahan ini bentuk penghargaan, sekaligus peneguhan untuk berbakti sepenuhnya kepada rakyat, kepada bangsa, dan negara. Saya ucapkan selamat kepada Bapak Jenderal Prabowo Subianto," imbuhnya.

Jokowi kemudian menanggalkan pangkat Prabowo sebelumnya dan mengganti pangkat yang baru kepada Prabowo. Kemudian, keduanya saling memberi hormat.

Kenaikan pangkat terhadap Prabowo ini sesuai dengan Keppres Nomor 13/TNI/Tahun 2024 tanggal 21 Februari 2024 Tentang Penganugerahan Pangkat Secara Istimewa Berupa Jenderal TNI Kehormatan.

Bukan Transaksi Politik

Jokowi lantas buka suara terkait pemberian penghargaan tersebut. 

Jokowi mengatakan, jika karena politik, maka penghargaan itu akan diberikan sebelum pemilu.

"Ya kalau transaksi politik, kita berikan saja sebelum pemilu, ha-ha-ha.... Ini kan setelah pemilu, jadi supaya tidak ada anggapan-anggapan itu," kata Jokowi.

Jokowi lantas menjawab adanya pro-kontra atas penyematan pangkat istimewa pada Prabowo. 

Jokowi menekankan pemberian pangkat tersebut hal yang wajar.

"Ini kan juga bukan hanya sekarang ya. Dulu diberikan kepada Bapak SBY, sudah pernah diberikan kepada Bapak Luhut Binsar Pandjaitan. Sesuatu yang sudah biasa di TNI maupun di Polri," ujarnya.

(***)