Setidaknya 24 Tewas dalam Kapal Karam Migran di Lepas Pantai Senegal

Amastya 29 Feb 2024, 18:57
Kapal karam di Senegal. Kapal yang tenggelam pada hari Kamis dilaporkan membawa lebih dari 300 orang /Reuters
Kapal karam di Senegal. Kapal yang tenggelam pada hari Kamis dilaporkan membawa lebih dari 300 orang /Reuters

RIAU24.COM - Setidaknya 24 orang yang berusaha mencapai Eropa tenggelam di Senegal utara ketika kapal mereka tenggelam, gubernur wilayah Saint Louis mengatakan kepada AFP, Kamis.

Gubernur Alioune Badara Samb mengatakan 24 mayat telah ditemukan sejak Rabu setelah kapal mengalami kesulitan di bagian yang sangat berbahaya di pantai utara.

Muara Saint Louis, tempat Sungai Senegal bertemu dengan Samudra Atlantik, terkenal karena arusnya yang kuat dan area lumpur tebal.

Samb tidak mengatakan berapa banyak orang yang hilang dari kapal, yang menurut saksi bisa membawa lebih dari 300 orang.

Sejumlah orang yang selamat berhasil mencapai pantai dan tersebar di antara penduduk setempat di tepi sungai, sehingga sulit untuk mengatakan dengan tepat berapa banyak orang yang terlibat, katanya.

Mamady Dianfo, seorang yang selamat dari Casamance di selatan, mengatakan kepada AFP bahwa ada lebih dari 300 orang di dalamnya ketika kapal meninggalkan Senegal seminggu yang lalu.

Korban selamat lainnya, Alpha Balde, memperkirakan ada lebih dari 200 penumpang.

Dianfo mengatakan kapal itu mencapai Maroko, lebih jauh ke utara di pantai tetapi kapten kemudian mengatakan dia tersesat dan tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan.

"Kami memintanya untuk membawa kami kembali ke Senegal," katanya.

Pantai Senegal adalah titik keberangkatan yang semakin umum bagi orang Afrika yang melarikan diri dari kemiskinan dan pengangguran dan menuju ke Kepulauan Canary, pelabuhan masuk mereka ke Eropa.

Badan perbatasan Uni Eropa Frontex mengatakan Senegal dan Maroko adalah negara asal yang paling umum bagi para migran yang tiba di kepulauan Spanyol di Atlantik.

Dari lebih dari 6.600 migran yang meninggal atau hilang saat mencoba mencapai Spanyol tahun lalu, sebagian besar hilang di rute Atlantik yang berbahaya, menurut LSM Spanyol Caminando Fronteras.

(***)