APRIL2030: Dari Riau Untuk Bumi yang Lebih Hijau

Devi 8 Feb 2024, 08:08
APRIL2030: Dari Riau Untuk Bumi yang Lebih Hijau
APRIL2030: Dari Riau Untuk Bumi yang Lebih Hijau

RIAU24.COM, Pekanbaru – Dari dalam restoran Soto Padang Rajawali yang terletak di Jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru, kerumunan awak media dari berbagai media online di Pekanbaru, mengayunkan langkahnya menuju bus listrik milik PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) yang baru saja tiba dari kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Selasa, 16 Januari 2024.

Puluhan awak media yang merupakan para peserta Anugerah Jurnalistik APRIL-APR (AJAA) 2023 tersebut bergegas seolah tak sabar ingin menjajal kehebatan bus listrik, kendaraan yang kelak akan menjadi moda transportasi masa depan Indonesia yang ramah lingkungan.

Dihiasi dengan slogan ‘APRIL APR 2030’ bus listrik didominasi dengan warna putih dan sedikti gradasi warna-warna cerah biru atau hijau, untuk mempromosikan kesadaran lingkungan.

Saat masuk ke dalam bus yang memiliki panjang 12 meter itu, suasana nyaman dan homey menguar dari setiap sudut. Interior bus tampak simpel namun estetik. Tak tercium aroma Bahan Bakar Minyak (BBM) sedikitpun. Bus juga dilengkapi dengan fasilitas charge baterai untuk ponsel pintar.  

Tepat pada pukul 07.30 WIB, rombongan awak media bertolak dari Pekanbaru menuju Kota Pangkalan Kerinci.

Bus listrik memiliki 51 set tempat duduk (seat), yang terdiri dari empat kursi satu baris masing-masing dan terpisah dua kursi berdempetan. Tak hanya itu, posisi kursi juga bisa diatur sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman bagi penumpang.

Bahkan kursi penumpang pun tampak masih sangat rapi dibalut plastik pembungkus.  

“Bus listrik ini masih fresh. Baru saja didatangkan dari Jakarta,” kata Budi Firmansyah selaku Manager Corporate Communication PT RAPP, yang turut mendamping rombongan awak media dalam perjalanan tersebut.

Bus listrik tersebut merupakan keluaran Build Your Dream (BYD), produsen bus listrik terbesar di Amerika Utara sekaligus perusahaan kendaraan listrik terbesar di dunia, yang berkolaborasi dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, anak usaha Grup Bakrie PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

Tak sendirian, Budi juga didampingi Yusni Fatimah Lubis, External Media Coordinator APRIL Group. Sepanjang perjalanan, tak tampak asap mengepul dari knalpot. Bahkan bus listrik itu mampu bermanuver dengan lincah ketika membelah jalanan kota Pekanbaru yang cukup macet pagi itu.

Tarikan bus terasa smooth. Suara yang dikeluarkan oleh bus listrik terdengar halus, mirip suara pesawat dengan volume kecil hingga deru suara mesinnya pun nyaris tak terdengar di dalam kabin.

"Serasa naik mobil Tesla kan?," tanya Budi lagi yang dibenarkan oleh beberapa awak media.

Siswanto yang jadi pramudi pun tampak lihai mengemudikan bus mewah seharga Rp 4,7 miliar tersebut. Kecepatan bus ini juga tidak kalah dengan bus berbahan bakar fosil, karena memiliki kecepatan mulai 40 hingga 80 kilometer perjam.

Perjalanan menuju ke Pangkalan Kerinci nyaris tanpa hambatan. Suasana di dalam bus terasa sangat hening, minim getaran dan kebisingan.

Bus listrik juga dilengkapi dengan penyejuk udara yang disempurnakan untuk efek pendinginan yang lebih baik. Budi pun sempat berseloroh mengenai jarak tempuh maksimal bus tersebut.

“Jika bus listrik ini memiliki kapasitas baterai 100 persen, bisa menempuh perjalanan sepanjang 250 kilometer. Bisa bolak balik Pekanbaru-Pangkalan Kerinci lah,” kekeh pria berperawakan tegap itu.

Menurut Budi lagi, untuk pengisian daya baterai bus listrik agar terisi penuh cukup membutuhkan waktu sekitar 3 jam.

Tak hanya memiliki fitur yang memanjakan pengemudi dan penumpang, bus listrik ini juga memiliki sistem anti-tabrakan khusus yang mampu menghindari kecelakaan dan sopir yang ugal-ugalan.

Bus listrik dibekali sistem keselamatan aktif yang bisa mencegah bus dari potensi kecelakaan. Bus akan membunyikan alarm ketika ada kendaraan atau benda didekatnya berada pada posisi maju, mundur, belok kiri maupun belok kanan.

Dengan sistem Internet of Things (IoT), bus listrik ini juga bisa memantau perilaku berkendara pengemudinya. Beberapa kamera pemantau terlihat terpasang di tiap sudut bus, sehingga apabila pengemudi mengendarai secara ugal-ugalan dapat langsung diketahui.

Di dalam bus terdapat pula tombol emergency yang bisa membuka pintu secara otomatis, jika ada kondisi darurat. Bus juga dilengkapi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Lithium Fire Killer atau racun api.

APAR kendaraan listrik berbeda dengan kendaraan biasa, sebab jika baterai terbakar butuh kimia khusus untuk menurunkan panas dan bahkan percikan api.

Manuver bus listrik juga stabil saat melewati jalan yang tak rata. Hal ini dibuktikan saat bus listrik melintas di Jalan Lintas Timur (Jalintim) yang berliku dan bergelombang.

Seolah tak terpengaruh, laku kendaraan tetap terasa mulus. Kecepatannya pun stabil. Perjalanan selama kurang lebih 120 menit dari Kota Pekanbaru terasa tidak melelahkan.

Selain karena kondisi bus yang nyaman, perubahan signifikan kota Pangkalan Kerinci yang kian mempesona lewat banyaknya pembangunan ruko di sisi kiri kanan jalan, sukses menyita perhatian para awak media.

Pangkalan Kerinci kini tak lagi seperti tahun 1993 silam. Dusun kecil yang dulu masuk dalam wilayah Kabupaten Kampar itu kini telah menggeliat menjadi kawasan urban, pasca dioperasikan pabrik pulp dan kertas di tahun 1995.

Bila dulu Pangkalan Kerinci hanya dihuni oleh 200 Kepala Keluarga (KK), tapi kini ibukota Kabupaten Pelalawan tersebut telah menjadi rumah bagi 99.927 jiwa (menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil Kabupaten Pelalawan tahun 2022).

Perkembangan kota Pangkalan Kerinci tersebut tak lepas dari peran PT RAPP, unit usaha Asia Pacific Resources International Holding, Ltd (APRIL) dibawah naungan Raja Garuda Emas (RGE) Group.

Sejak didirikan 19 tahun yang lampau PT RAPP telah menciptakan lapangan kerja sebanyak 90 ribu secara tidak langsung kepada masyarakat.

Tepat pada pukul 09.30 WIB, rombongan tiba di PT RAPP, yang berada di Jl. Lintas Timur, Pangkalan Kerinci Kota.

Cuaca cerah menyapa rombongan awak media, yang disambut langsung oleh Direktur PT RAPP Mulia Nauli serta beberapa staff Corporate Communication (Corcom) di kantor Royal Golden Eagle (RGE) Technology Center yang terletak di bagian tengah kompleks operasional PT RAPP.

Dua jam berada di RGE, rombongan diajak menuju Hotel Unigraha dengan kembali menaiki bus listrik, yang diparkirkan di depan kantor RGE.

Setiba di Hotel Unigraha, rombongan langsung dijamu dengan berbagai makanan, minuman serta aneka penganan lezat seraya perkenalan dan berbincang-bincang ringan di lantai dua hotel bintang 3 tersebut.

Para awak media pun berkesempatan mendapat pemaparan yang lengkap sekaligus sesi tanya jawab seputar proyek terbarukan milik PT RAPP.

Ada empat orang yang jadi narasumber dalam diskusi tersebut yakni Voukhe Clieft Kalangi, selaku HRGA Manager yang bertanggungjawab terhadap proyek bus listrik di PT RAPP, Steven Anderson selaku Project Leader Konversi Sepeda Motor Listrik di RAPP, Addriyanus Tantra selaku Sustainability Ops Fiber Manager dan Tigor Sardison Ompusunggu selaku Solar Panel Manager PT RAPP.

“Sejak tahun 2021, PT RAPP adalah perusahaan swasta pertama di Pulau Sumatera dan kedua di Indonesia yang menjadi pelopor bus listrik. Moda transportasi rendah karbon seperti bus listrik ini adalah salah satu cara kami untuk mengurangi emisi karbondioksida,” kata Voukhe saat mengawali diskusi.

Voukhe mengatakan jika PT RAPP kini sudah berangsur-angsur mengganti moda transportasi karyawan, dari bus konvensional ke bus listrik.

 “Penggunaan bus listrik ini merupakan implementasi dari komitmen APRIL2030. Targetnya di tahun 2025 nanti, kami akan memiliki total 43 unit bus listrik,” ujar pria lulusan Universitas Sam Ratulangi.

Dilansir Riau24.com dari aprilasia.com, pada tahun 2021, PT RAPP membeli 2 unit bus listrik tipe MD 12E type Normal Floor (NF) kapasitas baterai LiFePo 315,85 kWh, panjang 12 meter. Di tahun 2022, ada penambahan 2 unit bus listrik tipe yang sama. Di tahun berikutnya, PT RAPP kembali mendatangkan 4 unit bus listrik tipe yang sama seperti tahun sebelumnya.

Total ada 8 bus listrik hasil produksi oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang dirakit di Kudus, yang telah dibeli oleh PT RAPP dari kurun waktu 2021 – 2023.

 Per Januari 2024, PT RAPP telah memiliki 18 unit bus listrik.

“Khusus untuk 10 bus listrik yang kami beli di tahun 2024, diambil dari BYD, karena kami tahu, bagaimana kualitas dan portofolio yang dimiliki VKTR sebagai pionir kendaraan komersil di Indonesia,” ungkap pria dengan kepala plontos itu.

Pria yang telah 5 tahun menjadi karyawan di PT RAPP tersebut mengungkapkan jika ia dan timnya telah mengukur perbandingan pemakaian bus konvensional berbahan bakar solar dengan bus listrik.

Adapun yang jadi indikatornya adalah jarak tempuh, rute yang dilewati di hari yang sama.

“Dari perhitungan itu, kita mampu mengurangi biaya operasional sekitar Rp 45 juta sebulan untuk 10 unit bus listrik. Jadi jika semakin banyak bus listrik yang kita punya, tentu akan semakin besar lagi saving costnya,” kata pria berdarah Manado tersebut.

Untuk perhitungannya adalah setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kWh listrik, dengan harga bensin per satu liter sekitar Rp 6.800 hingga Rp 10.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.400.

“Ini berarti, setiap penggunaan kendaraan listrik lebih murah seperlima hingga sepertujuh, dibandingkan pemakaian kendaraan berbasis bakar fosil,” tambah Voukhe lagi.

Bus listrik PT RAPP juga telah melewati serangkaian factory acceptance test guna memastikan kualitas bus listrik, serta telah dinyatakan lulus uji berkala oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum dikirimkan dari Jakarta ke Pangkalan Kerinci.

Dilansir dari data MAB di tahun 2021, dengan pemakaian bus listrik, PT RAPP dapat memangkas 25,1 metrik kg karbon monoksida (CO), menghilangkan keluaran limbah B3 berupa oli bekas, serta mengurangi emisi hingga 78,986 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2) per tahun.

Voukhe juga mengungkapkan sejumlah keuntungan pemakaian bus listrik dari segi perawatan.

“Perlu diingat, perawatan bus listrik dan bus konvensional itu sangat berbeda. Jika bus konvensional harus diservis berkala setiap 10 ribu kilometer, tapi bus listrik ini tidak ada servis berkalanya. Cukup kompresornya dibersihkan, cek oli gardan dan minyak rem,” tambahnya.

PT RAPP juga mendapat keuntungan pabrik lewat garansi mesin selama lima tahun dan delapan tahun untuk baterai.

“Meski harga per unitnya sangat mahal, tapi dari segi biaya operasional, bus listrik justru lebih hemat 60 persen. Jika dibandingkan antara bus listrik yang harganya mencapai Rp4,7 miliar per unit dibandingkan dengan bus konvesional yang harganya di kisaran Rp1 miliar tapi dipakai untuk fungsi yang sama, tentu bus listrik ini mampu memberikan dampak yang berbeda,” tambah Voukhe lagi.

Dikatakan Voukhe, selain beroperasi di sekitaran Riau Komplek untuk antar jemput karyawan, bus listrik juga memiliki trayek ke Pekanbaru setiap akhir pekannya. “Biasanya sih bus ini parkirnya di Mall SKA,” kata Voukhe sambil tertawa.

Namun saat ditanyakan pajak kendaraan, Voukhe mengungkapkan hal yang mengejutkan.

"Percaya gak kalau saya bilang pakai bus listrik ini jauh lebih menguntungkan untuk segi pembayaran pajaknya? Karena nilai pajak untuk bus listrik semewah ini, hanya bayar Rp 153 ribu per tahun," urai Voukhe.

Dilansir dari setkab.go.id, Pemerintah Indonesia telah memberlakukan peraturan tentang insentif bebas pajak untuk kendaraan listrik sebesar Rp5 triliun. Peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023.

Pemberian insentif tersebut akan ditujukan untuk Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda empat dan bus dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih besar atau sama dengan 40 persen (TKDN ≥ 40%), dan akan diberikan PPN ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 10 persen sehingga PPN yang harus dibayar tinggal satu persen.

Kemudian KBLBB dengan TKDN di atas atau sama dengan 20 persen serta di bawah 40 persen (20% ≤ TKDN < 40%), akan diberikan PPN DTP sebesar 5 persen sehingga PPN yang harus dibayar sebesar 6 persen.

Dari penelusuran Riau24.com dari Berbagai Sumber, untuk bus listrik yang didatangkan dari Jakarta memiliki pajak pertahun Rp 7.670.100, yang terdiri dari BBN Rp 0, PKB Rp 7.217.100, SWDKLLJ Rp 153.000, biaya administrasi STNK Rp 200.000, dan biaya administrasi TNKB Rp 100.000.

Maka sesuai PMK Nomor 38 Tahun 2023 tersebut, untuk pajak tahunan bus listrik ternyata tak sampai Rp200 ribu, yakni hanya Rp 153.000.

Perkembangan teknologi transportasi di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi budaya Indocina, India, dan Eropa (Kompas, 21 Desember 2020).

Bus listrik pertama kali muncul di Indonesia pada pertengahan tahun 2020 saat uji coba bus listrik tipe BYD K9 dan BYD C6 dari Tiongkok, yang dipakai oleh Transjakarta.  

Saat ini Indonesia mempunyai empat pabrik yang mampu memproduksi bus listrik di dalam negeri yaitu PT Mobil Anak Bangsa (MAB), PT Industri Kereta Api (INKA), PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).

Komitmen PT RAPP Lewat APRIL2030

                                                  (APRIL2030, Foto: Instagram @sahabatrapp)

Pemerintah Indonesia memiliki goals (target) untuk pengurangan emisi secara mandiri dari 29 persen menjadi 31,89 persen pada 2030 mendatang. Adapun target pengurangan emisi dengan dukungan internasional juga dinaikkan dari 41 persen menjadi 43,20 persen.

Revisi target pengurangan emisi pada dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) tersebut dilakukan agar Indonesia bisa mencapai Net Zero Emissions (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.

Sejalan dengan hal itu, visi APRIL2030 yang diluncurkan oleh APRIL Group pada tahun 2020 berfokus pada empat hal yakni Climate Positive (Iklim Positif), Thriving Landscape (Lanskap yang Berkembang), Inclusive Progress (Kemajuan Inklusif), dan Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan).

Direktur Utama PT RAPP Sihol Aritonang menyebut jika peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik itu telah sejalan dengan komitmen keberlanjutan APRIL2030.

Menurut penelitian, bus listrik juga lebih ramah lingkungan dibandingkan bus konvensional yang masih menggunakan bahan bakar. Bus listrik dianggap mampu menekan penggunaan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang semakin hari semakin menipis.

APRIL Group telah menciptakan gaya hidup keberlanjutan (suistanable living) lewat penggunaan bus listrik untuk menurunkan emisi karbon.

"Penggunaan bus listrik ini merupakan salah satu komitmen PT RAPP untuk mengurangi emisi karbon dalam proses operasional perusahaan, dan sejalan dengan visi berkelanjutan APRIL2030 yang diluncurkan pada tahun 2020 lalu," kata Sihol.

Sihol melanjutkan, APRIL2030 juga menjadi bentuk dukungan APRIL Group terhadap upaya pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Selain itu, beberapa program perusahaan juga mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan (renewable energy) dan menciptakan green energy (energi hijau) di lingkungan pabrik.

Selain beralih ke bus listrik, PT RAPP juga mengkonversi 200 motor konvensional menjadi motor listrik sebagai upaya penurunan emisi karbon dan langkah mitigasi iklim di lingkungan operasional perusahaan.

PT RAPP juga mengoptimalkan penggunaan sumber EBT dengan dibangunnya solar panel untuk menggerakkan pabrik pulp dan kertas. “PT RAPP secara konsisten mengimplementasikan komitmen sustainability (keberlanjutan) dengan beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT),” lanjut Sihol.

Pembangunan solar panel di PT RAPP telah mencapai total 11 megawatt (MW) dari target 20 MW pada 2025 dan 50 MW pada tahun 2030.

APRIL2030 kini bukanlah sekedar visi isapan jempol belaka, tapi merupakan komitmen kuat PT RAPP dalam menciptakan bisnis berkelanjutan namun tetap memperhatikan keseimbangan alam.

Sukanto Tanoto, Pendiri dan Chairman RGE pernah berkata, “Saya selalu percaya bahwa perlindungan lingkungan seharusnya tidak menjadi beban bagi perusahaan, tapi justru menjadi sebuah sumber daya yang kaya bagi perusahaan, sepanjang hal itu dilakukan dengan perilaku yang baik dan komprehensif. Saya akan mengeluarkan uang untuk proteksi lingkungan, serta melakukan riset dan mengkajinya.”

PT RAPP: Lewat APRIL2030, dari Riau untuk Bumi yang Lebih Hijau. ***