Israel Makin Semena-mena, Serukan Bulan Suci Ramadhan Dihapus dari Kalender 

Zuratul 5 Mar 2024, 15:23
Israel Makin Semena-mena, Serukan Bulan Suci Ramadhan Dihapus dari Kalender . (MediaIsalam/Screenshot)
Israel Makin Semena-mena, Serukan Bulan Suci Ramadhan Dihapus dari Kalender . (MediaIsalam/Screenshot)

RIAU24.COM -Baru-baru ini Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu menyerukan agar menghapus bulan suci Ramadhan dan mengabaikan ketegangan di Tepi Barat serta Yerusalem Timur Selama bulan suci tersebut. 

Hal ini idiungkapkan olehnya tersebut kepada Radio Angkatan Darat. 

Politisi sayap kanan itu berasal dari menteri partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Menteri Keamanan nasional Iatamar ben Gvir. 

Mirisnya menteri Israel, ekstremis tersebut bukan kali pertamanay mengeluarkan statement kontroversial seperti itu kepada masyarakat Gaza.

"Apa yang disebut sebagai bulan Ramadhan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan," kata Menteri Warisan ISrael Amichai Eliyahu, seperti dikutip Anadolu Agency pada Senin 4 Maret 2024. 

Pernyataan Elihyayu ini menyusul kabar kebocoran kamanan Israel yang terindikasi mengkhawatirkan akan terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan. 

Hal ini terjadi akibat perang Israel di Gaza dan pembatasan yang ingin diberlakukan oleh pemerintah Tel Aviv di Masjid Al-Aqsa. 

Media Israel menyebut bahwa pemerintah Amerika Serikat menekankan Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas soal pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza sebelum bulan Ramadhan, yang dimulai sekitar tujuh hari mendatang. 

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis bahwa terlalu dini untuk menyebut bahwa Tel Aviv telah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. 

Hal ini saat kesepakatan pembebasan sandera berlanjut dengan mediasi AS, Qatar, Mesir, dan AS. 

Presiden Joe Biden sempat mengatakan pada Senin bahwa Israel akan menghentikan perangnya melawan Gaza selama Ramadhan apabila kesepakatan tercapai. 

Namun, melansir Al Jazeera pada Senin (4/3) Israel telah membunuh seorang anggota senior Hamas di "kamp pusat" di Jalur Gaza. 

Hal ini dinilai akan mempersulit proses terjadinya gencatan senjata, jika Israel masih melakukan penyerangan yang masif. 

(***)