Indonesia Segera Masuki Musim Kemarau 2024, Waspada Karhutla Merajalela

Rizka 16 Mar 2024, 05:16
Musim kemarau Indonesia
Musim kemarau Indonesia

RIAU24.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2024 dimulai April dan puncaknya terjadi pada Juli. BMKG membeberkan wilayah di Indonesia yang berpotensi bencana karhutla.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya monsun Australi pada April 2024 yang akan dimulai dari NTT, NTB dan Bali. Lalu wilayah Jawa, kemudian mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dilansir dari detik.com, Jumat (15/3).

Dijelaskan juga terdapat 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, di mana 90 ZOM di antaranya diprediksi masuk musim kemarau pada April 2024. Kemudian untuk wilayah Jakarta di bulan Mei 2024.

"90 ZOM atau 13 persen diprediksi akan masuk kemarau pada April 2024 yaitu di sebagian Bali, NTT, NTB, pesisir utara dari Banten, Jakarta dan Jabar, maksudnya pesisir utara Jawa Barat dan bagian pesisir Jawa Timur sebanyak 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki kemarau pada bulan Mei 2024 yang meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan," jelasnya.

Kemudian sebanyak 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Juni meliputi sebagian besar Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulsel, sebagian Sulteng.

"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus tak ada kemaraunya atau sebaliknya," kata Dwikorita.

Puncak Musim Kemarau Juli-Agustus

BMKG memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada Juli 2024. Namun, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak kemarau di bulan Agustus.

"Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak kemarau pada Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Sulawesi, Maluku dan Pulau Papua," kata Dwikorita.

Meski demikian, ada sejumlah wilayah yang mengalami puncak musim kemarau di bulan Juli di antaranya Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

"Jadi yang Juli puncak kemaraunya lebih awal, yang September puncak kemaraunya lebih akhir, dibanding yang sebagian besar mengalami puncak kemarau pada Agustus 2024," kata Dwikorita.

Berdasarkan hal itu, BMKG menyimpulkan musim kemarau 2024 diprediksi secara umum mundur dibandingkan kondisi normal. Dwikorita mengatakan curah hujan yang turun pada periode kemarau 2024 diprediksi normal hingga lebih basah dibanding kondisi normal.

"Meski demikian beberapa daerah diprediksi curah hujan yang lebih rendah dibanding kondisi normalnya, puncak kemarau umumnya diprediksi pada Juli dan Agustus," katanya.

Wilayah Berpotensi Kahutla

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menerangkan pada Juli 2024 beberapa wilayah yang berpotensi karhutla antara lain Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kemudian pada puncak kemarau, dijelaskan ada perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla dengan risiko menengah maupun risiko tinggi. 

Ardhasena mengatakan peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di Pulau Sumatera di bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah Pulau Kalimantan bagian selatan.

"Agustus di Riau, Jambi, Sumsel dan sebagian Lampung, Kalsel dan Kalteng. Kondisi tersebut juga bertahan masih perlu diwaspadai peluang terjadinya karhutla," kata Ardhasena.

Adapun wilayah Jawa bagian timur dan Papua bagian selatan menjadi titik dengan kelas risiko paling signifikan di bulan September.