Riset Ungkap Makin Banyak yang Terobsesi Oplas gegara Kecanduan Selfie

Devi 16 Mar 2024, 19:55
Riset Ungkap Makin Banyak yang Terobsesi Oplas gegara Kecanduan Selfie
Riset Ungkap Makin Banyak yang Terobsesi Oplas gegara Kecanduan Selfie

RIAU24.COM - Para peneliti yang ada di Universitas Boston mengungkapkan keterkaitan antara penggunaan media sosial dan prosedur kosmetik. Mereka menemukan ada lebih banyak waktu yang dihabiskan di aplikasi pengedit foto dengan ketidakpuasan terhadap penampilan dan keinginan untuk mengubah fitur fisik.

Akibat 'budaya selfie', kondisi ini membuat pengguna terdorong untuk melakukan prosedur kecantikan agar mirip dengan wajah mereka saat menggunakan filter foto. Dikutip dari NY Post, jumlah peserta yang mempertimbangkan prosedur estetika meningkat dari 64 persen menjadi 86 persen.

Penelitian itu juga mengungkap bahwa responden yang ingin berkonsultasi dengan ahli bedah melonjak dari 44 persen menjadi 68 persen.

Sementara itu, pasca COVID-19, sekitar 78 persen responden menuturkan bahwa menjalani prosedur tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Jumlah itu sekitar 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum pandemi.

"Namun, efek filter dan manipulasi foto yang ekstensif sering kali menghasilkan gambar yang secara fisik tidak dapat dicapai," kata tim peneliti.

Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan dampak media sosial pada remaja. Penelitian tersebut menemukan adanya hubungan antara penggunaan internet dan citra tubuh yang buruk.

Pada tahun lalu, ahli bedah umum memperingatkan dampak media sosial terhadap remaja karena para orang tua khawatir bahwa aplikasi sosial populer membuat anak-anak mereka memiliki kecenderungan bunuh diri atau mengalami kelainan pola makan.

Para peneliti Universitas Boston berspekulasi bahwa distorsi citra tubuh yang terkait dengan 'budaya selfie' mendorong peningkatan prosedur estetika selama pandemi. Terlebih saat itu 'screen time' masyarakat sangat tinggi karena tidak banyak kegiatan.

Pada tahun 2019, diperkirakan 3,5 miliar orang menggunakan aplikasi media sosial dan menghabiskan lebih dari 6,3 jam di internet, menurut laporan tersebut.

"Meskipun ada peningkatan fokus kosmetik selama pandemi COVID, hingga saat ini belum ada data yang menyoroti hubungan atau faktor yang membuat pasien lebih atau kurang berpartisipasi dalam perawatan kosmetik," tambah peneliti.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology ini, melakukan survei pada 175 peserta yang berusia di atas 18 tahun dari tahun 2019 hingga 2021. Para responden menyelesaikan kuesioner tentang penggunaan media sosial, wawasan mereka tentang prosedur kosmetik, dan apakah mereka akan menjalani operasi bedah.

Tim peneliti menemukan bahwa seringnya penggunaan media sosial dikaitkan dengan meningkatnya ketidakpuasan terhadap citra tubuh, saat mengikuti selebriti, influencer, dan akun yang memperlihatkan hasil prosedur kosmetik secara online sehingga memengaruhi keinginan pengguna untuk melakukan perawatan estetika.

"Meskipun ada banyak faktor yang mungkin berkontribusi terhadap hal ini, penggunaan media sosial kemungkinan besar meningkatkan keinginan, di antara sebagian pasien, untuk melakukan prosedur kosmetik," ungkap penulis studi.***