Djohermansyah Pastikan Pilpres Tak Berjalan dengan Jujur dan Adil

Azhar 1 Apr 2024, 17:29
Ahli Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan. Sumber: Rakyat Merdeka
Ahli Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan. Sumber: Rakyat Merdeka

RIAU24.COM - Ahli Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan menyebut Pemilu 2024 tidak berjalan dengan jujur dan adil.

Hal ini buntut dukungan dan keberpihakan yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo-Gibran serta diatur dalam kebijakan yang buat oleh pemerintah dikutip dari inilah.com, Senin 1 April 2024.

Hal ini disampaikannya sebagai ahli kubu Anies-Muhaimin (AMIN) dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, hari ini.

"Sebelum dan pada saat masa kampanye Pilpres 2024, terkait dengan pengangkatan penjabat (Pj) kepala daerah secara masif, keterlibatan pejabat negara, dan penggalangan kepala desa untuk memenangkan paslon 02 (Prabowo-Gibran)," sebutnya.

Tambahnya, berkat dukungan Jokowi itu Prabowo-Gibran memenangi kontestasi Pilpres 2024 dalam satu putaran dengan raihan suara 58 persen.

"Karena paslon 02 membiarkan Pilpres 2024 tak berjalan dengan bebas, jujur, dan adil, bahkan menikmati keberpihakan Presiden Jokowi yang telah mencederai konstitusi dan merusak demokrasi, maka kemenangan Pasion 02 dengan cara 'fraud' ini layak dianulir oleh MK," sebutnya.

Pemilih di Indonesia diyakininya cenderung berorientasi pada paternalistik dan feodalistik karena tingkat pendidikan yang rata-rata masih rendah.

"Sehingga dalam kondisi seperti itu, posisi kepala daerah, pejabat negara (para menteri), dan kepala desa sangat strategis dalam mempengaruhi sikap pilih mereka. Siapa yang mengendalikan pemegang posisi penting tersebut akan dapat mengdongkrak dan meraup suara dalam pilpres," sebutnya.

"Paslon 02 dengan dukungan 'all out' Presiden Joko Widodo lewat berbagai kebijakannya tampak mengontrol dengan efektif ketiga posisi kunci itu untuk mengdongkrak perolehan suara mereka," ujarnya.