PTPN IV Regional 4 Salurkan Bantuan Makanan Bergizi untuk 106 Anak Stunting di Jambi
RIAU24.COM - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 4 kesekian menyalurkan bantuan untuk 106 anak stunting di enam kecamatan kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Sementara itu, Kabag Sekper Regional 4 Hariman Siregar, bantuan yang diberikan berupa paket berisi susu, kacang hijau, telur dan bubur. Hal ini menunjukkan komitmen PTPN IV Regional 4 dalam membangun generasi masa depan yang sehat.
Bantuan stunting ini, selanjutnya, bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Regional 4 telah dianggarkan setiap tahun. Bantuan PTPN IV Regional 4 tidak sekedar memberikan, tapi berkelanjutan sampai tiga tahap atau anak itu tidak dalam kondisi gizi buruk lagi.
Bantuan bagian dari upaya berkelanjutan yang terukur, menyasar langsung keluarga-keluarga yang paling membutuhkan, melalui kolaborasi erat dengan tenaga pendamping di lapangan.
"Stunting bukan hanya persoalan angka. Ini adalah tentang masa depan anak-anak kita. Dan masa depan itu dimulai dari piring makan mereka hari ini. Kita semua ikut mempertimbangkan kebutuhan gizi anak generasi penerus dengan kecerdasan serta kesehatan prima," ujar Hariman.
Paket yang diberikan untuk warga secara simbolis diberikanKasubag TJSL PTPN IV Regional 4 Sumarfin Purba mengatakan, kepada Yose Hidayat, SKM, Penyuluh KB Ahli Terampil sekaligus bagian dari Tim Pendamping Keluarga pada Rabu.
"Kami tidak hanya menerima bahan pangan. Kami menerima kepercayaan dan harapan. Ini bukti bahwa kami tidak sendiri," ungkap Yose.
Yose mengungkapkan, tercatat ada 106 anak penderita stunting di enam Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung.
“Di banyak desa di kabupaten ini, akses terhadap pangan bergizi masih menjadi tantangan. Harga yang tidak terjangkau dan minimnya pengetahuan tentang gizi sering menjadi penyebab anak-anak tidak mendapatkan asupan yang mereka butuhkan di masa emas pertumbuhannya,” terang Yose.
Yose yang hampir setiap hari menempuh jalan berlumpur demi menjangkau desa-desa terpencil, percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil.
“Kami datang dengan sepeda motor, membawa susu dan telur, tapi sebenarnya kami membawa adalah harapan. Anak-anak ini pantas mendapat kesempatan untuk tumbuh optimal,” tuturnya.