OpenAI Negosiasikan Persyaratan dengan Microsoft untuk Pendanaan Baru dan IPO di Masa Mendatang

Amastya 13 May 2025, 14:23
Logo OpenAI /Reuters
Logo OpenAI /Reuters

RIAU24.COM - Pembuat ChatGPT, OpenAI dan Microsoft sedang menyusun ulang ketentuan kemitraan bernilai miliaran dolar mereka dalam negosiasi berisiko tinggi.

Negosiasi ini akan memungkinkan OpenAI untuk go public di masa mendatang sambil menjaga akses raksasa perangkat lunak itu ke teknologi kecerdasan buatan (AI),  Financial Times melaporkan pada hari Minggu.

Hasil pembicaraan ini dapat membentuk kembali struktur OpenAI, menjauhkannya dari akarnya sebagai organisasi penelitian nirlaba menjadi model bisnis hibrida.

Penyesuaian terhadap ketentuan kemitraan ini sangat penting bagi pertumbuhan OpenAI yang berkelanjutan dan kemampuannya untuk memanfaatkan pendanaan.

Titik pertentangan utama dalam negosiasi yang sedang berlangsung adalah saham ekuitas yang akan dimiliki Microsoft di entitas nirlaba baru OpenAI sebagai imbalan atas investasinya.

Sejak investasi awal sebesar $1 miliar di OpenAI pada tahun 2019, Microsoft telah menyediakan pendanaan lebih lanjut, sehingga total investasinya menjadi sekitar $13 miliar.

Sebagai imbalannya, raksasa perangkat lunak tersebut telah memperoleh akses ke berbagai model dan produk AI mutakhir OpenAI, yang tertanam dalam berbagai penawaran Microsoft.

Saat OpenAI bersiap untuk IPO, Microsoft berupaya mempertahankan akses substansialnya ke teknologi AI, terutama karena ambisi OpenAI tumbuh melampaui kemampuan saat ini.

Prioritas Microsoft: Akses AI

Pembahasan berkisar seputar revisi kontrak utama, yang saat ini berlaku hingga 2030, yang mengatur hak Microsoft atas kekayaan intelektual OpenAI dan model pembagian pendapatan.

Financial Times melaporkan bahwa, menurut sumber yang mengetahui negosiasi tersebut, Microsoft bersedia menyesuaikan kepemilikan ekuitasnya dalam bisnis nirlaba OpenAI dengan imbalan akses berkelanjutan ke model AI yang dikembangkan setelah 2030.

Hal ini akan memungkinkan OpenAI untuk terus mengembangkan teknologinya sekaligus memastikan Microsoft tetap menjadi pemain utama di masa depan OpenAI.

Inti dari restrukturisasi ini adalah langkah OpenAI menuju model yang lebih konvensional, yang meninggalkan asal-usul nirlabanya.

Pergeseran ini diperlukan untuk mengamankan pendanaan yang dibutuhkan guna mempercepat pekerjaannya pada kecerdasan umum buatan (AGI), sebuah bidang yang dapat merevolusi banyak industri.

Kepemimpinan OpenAI telah mendapat tekanan dari para investor untuk memprioritaskan pertumbuhan finansial sambil tetap mempertahankan fokus pada dampak sosial.

Akibatnya, perusahaan tersebut sedang dalam proses mengubah divisi bisnisnya menjadi perusahaan yang memberikan manfaat publik (PBC), yang akan memungkinkannya untuk mengumpulkan dana tambahan sambil menyeimbangkan motif laba dengan misi publik.

Namun, transisi ini bukannya tanpa kritik.

Mantan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya telah menyatakan kekhawatiran bahwa peralihan ke model yang berorientasi laba dapat membahayakan komitmen OpenAI untuk mengembangkan AI dengan cara yang menguntungkan umat manusia secara keseluruhan.

Terlepas dari kekhawatiran ini, para eksekutif OpenAI tetap yakin bahwa perubahan tersebut akan membuka jalan bagi inovasi berkelanjutan dan kesuksesan jangka panjang.

Menyeimbangkan kepatuhan dan nilai-nilai

Saat OpenAI bergerak maju dengan perubahan struktural ini, perusahaan menghadapi tekanan signifikan dari para investor, termasuk Microsoft, untuk memastikan bahwa struktur barunya memenuhi ekspektasi finansial.

Tantangan ini semakin besar karena kebutuhan OpenAI untuk mematuhi pengawasan regulasi.

Transisi yang diusulkan harus dievaluasi untuk kepatuhan terhadap hukum yang memastikan bahwa misi nirlaba OpenAI tetap menjadi nilai inti perusahaan, bahkan saat divisi bisnisnya menjadi lebih berorientasi pada laba.

Pergeseran ke model korporasi yang memberikan manfaat publik dipandang sebagai upaya strategis untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan yang saling bersaing ini.

Misi OpenAI untuk memajukan AGI sekaligus menciptakan nilai bagi investor merupakan tindakan penyeimbangan yang rumit yang dapat memiliki implikasi jangka panjang bagi masa depan perusahaan.

Para pakar industri memperingatkan bahwa kegagalan menerapkan perubahan yang diusulkan dapat menghambat kemampuan OpenAI untuk menarik investasi di masa mendatang dan menghambat ambisi jangka panjangnya untuk bersaing dengan para pemain teknologi besar seperti Google.

Pada akhirnya, masa depan OpenAI bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan investor dan kritikus, menavigasi kompleksitas struktur perusahaan yang terus berkembang sambil tetap memenuhi misinya.

Karena Microsoft tetap menjadi mitra penting dalam usaha ini, hasil negosiasi yang sedang berlangsung akan menentukan apakah OpenAI dapat berhasil bertransisi menjadi entitas publik sambil menjaga nilai-nilai inti dan misinya.

(***)