Iran Ancam Hentikan Kerja Sama dengan Badan Pengawas Nuklir PBB Jika Sanksi Diberlakukan Kembali

Amastya 21 Sep 2025, 13:40
Spanduk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di samping rudal balistik di Teheran /AFP
Spanduk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di samping rudal balistik di Teheran /AFP

RIAU24.COM Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada hari Sabtu memperingatkan bahwa penerapan kembali sanksi PBB akan menghentikan kerja sama Teheran dengan badan pengawas nuklir PBB.

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Pezeshkian, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyimpulkan bahwa desakan Eropa untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran pada praktiknya akan mengarah pada penangguhan kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB, demikian pernyataan TV pemerintah.

Badan keamanan tertinggi Iran tersebut mengatakan bahwa tindakan Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menerapkan kembali sanksi PBB akan secara efektif menangguhkan kerja samanya dengan badan pengawas nuklir PBB.

Langkah ini telah memicu kembali kekhawatiran bahwa negara Timur Tengah itu dapat kembali memperkaya uranium.

Kelompok garis keras Iran mendesak Teheran untuk menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan bahkan mengembangkan bom nuklir sebagai tanggapan atas pencabutan sanksi.

"Meskipun Kementerian Luar Negeri telah bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan telah menyampaikan rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut, tindakan negara-negara Eropa secara efektif akan menghentikan jalur kerja sama dengan badan tersebut," ujar Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

Dewan Keamanan PBB gagal mengesahkan resolusi yang akan menghentikan pemberlakuan kembali sanksi pada hari Jumat. Sanksi akan kembali berlaku kecuali sembilan anggota Dewan Keamanan setuju untuk memperpanjang pelonggaran sanksi.

Resolusi tersebut didukung oleh China, Rusia, Pakistan dan Aljazair.

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional Rafael Grossi mengatakan serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran telah menyebabkan kerusakan parah tetapi tidak total, sehingga menimbulkan keraguan atas klaim Donald Trump bahwa lokasi tersebut hancur total akibat serangan bom dan rudal penghancur bunker.

Ketika ditanya apakah Iran masih bisa membuat bom jika mau, Grossi berkata, “Iran memiliki program yang sangat ambisius, dan sebagian darinya mungkin masih ada. Jika tidak, ada juga kebenaran yang jelas bahwa pengetahuannya ada. Kapasitas industrinya ada. Iran adalah negara yang sangat canggih dalam hal teknologi nuklir.”

Utusan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Dorothea Shea mengatakan, jika Dewan Keamanan PBB tidak mengambil tindakan lebih lanjut, pemungutan suara tersebut berarti sanksi internasional akan kembali dijatuhkan kepada Iran bulan depan.

(***)