Inggris akan Mengakui Palestina Hari Ini, Apakah Langkah Tersebut Tertunda Karena Kunjungan Trump?

Amastya 21 Sep 2025, 13:54
Donald Trump dan Keir Starmer /AFP
Donald Trump dan Keir Starmer /AFP

RIAU24.COM - Perdana Menteri Keir Starmer akan mengumumkan pada hari Minggu (21 September) bahwa Inggris secara resmi mengakui negara Palestina, menurut berbagai laporan media Inggris.

Keputusan ini menandai perubahan kebijakan bersejarah yang telah menuai pertentangan sengit dari Israel.

Inggris telah lama menjadi salah satu sekutu terdekat Israel, tetapi posisinya berubah seiring meningkatnya perang Israel di Gaza.

Serangan yang dilancarkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan kerusakan besar, puluhan ribu orang tewas, dan PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

Mengapa sekarang?

Menurut laporan, Starmer pertama kali mengisyaratkan perubahan tersebut pada bulan Juli.

Saat itu, ia mengatakan bahwa Inggris akan mengakui kenegaraan Palestina jika Israel gagal mengambil ‘langkah-langkah substantif’ menuju gencatan senjata dengan Hamas sebelum Sidang Umum PBB pada bulan September.

Ia berpendapat bahwa pengakuan tersebut akan memberikan kontribusi bagi proses perdamaian yang tepat, di saat yang paling tepat untuk solusi dua negara.

Kini, para pejabat Downing Street mengatakan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, dengan gambaran penderitaan dan kelaparan massal, telah membuat tuntutan pengakuan tak terelakkan.

Pengumuman ini akan dilanjutkan pada hari Senin dengan presentasi resmi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Menteri Luar Negeri Yvette Cooper dan Wakil Perdana Menteri David Lammy.

Langkah Inggris ini diambil saat sekitar sepuluh negara lain, termasuk Prancis, bersiap mengakui Palestina di Majelis Umum PBB.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sementara itu mengutuk tindakan tersebut, menuduh Starmer memberi penghargaan atas ‘terorisme mengerikan’ dan meredakan ideologi ‘jihadis.’

Starmer dengan tegas menolak klaim bahwa pengakuan tersebut merupakan konsesi kepada Hamas.

"Hamas adalah organisasi teroris yang tidak boleh terlibat dalam pemerintahan Palestina di masa depan," ujarnya minggu ini.

"Apa yang terjadi pada 7 Oktober adalah serangan terburuk sejak Holocaust. Kami memiliki keluarga besar di Israel. Saya memahami dampak psikologis yang ditimbulkannya di seluruh Israel, jadi saya tahu persis posisi saya terkait Hamas," tambahnya.

“Hamas tentu saja tidak menginginkan solusi dua negara, mereka tidak menginginkan perdamaian, mereka tidak menginginkan gencatan senjata. Saya sangat jelas tentang Hamas.” Ungkapnya lagi.

Apakah Starmer menunda pengumuman karena kunjungan Trump ke Inggris?

Laporan menunjukkan pemerintah menunda keputusan tersebut hingga setelah kunjungan kenegaraan Donald Trump, tetapi Starmer membantah adanya hubungan apa pun, dan mengatakan waktu tersebut hanya didasarkan pada situasi di Gaza.

"Mengenai masalah pengakuan, saya telah menjelaskan posisi saya mengenai waktu, yang tidak ada hubungannya dengan kunjungan kenegaraan ini, dan saya telah membahasnya dengan Presiden sebagaimana yang diharapkan dari dua pemimpin yang saling menghormati dan menyukai," ujarnya.

(***)