Protes Generasi Z Nepal: Laporan Polisi Diajukan Terhadap Mantan PM KP Oli dan Menteri Dalam Negeri
RIAU24.COM - Kelompok pemuda yang mempelopori demonstrasi anti-pemerintah di Nepal, pada Selasa (7 Oktober), mengajukan laporan polisi (FIR) terhadap Perdana Menteri terguling KP Oli dan Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak.
Laporan polisi ini menuntut pertanggungjawaban atas kematian yang terjadi selama pemberontakan bulan September di negara tersebut.
Kepolisian Distrik Kathmandu mengonfirmasi bahwa FIR tersebut didaftarkan terhadap kedua pemimpin tersebut.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita PTI, Kepala Kepolisian Pawan Bhattarai menyebutkan bahwa kepolisian telah meneruskan salinan laporan tersebut kepada Komisi Investigasi Yudisial tingkat tinggi yang dipimpin oleh Hakim Gauri Bahadur Karki.
Protes Generasi Z Nepal
Pada 4 September, Nepal mengumumkan larangan terhadap 26 platform media sosial karena gagal mendaftar dan secara resmi mematuhi norma-norma yang ditetapkan pemerintah.
Langkah ini diambil setelah upaya berulang kali mendesak perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendaftar ke negara tersebut.
Pemerintah Nepal menyatakan bahwa hal ini dilakukan untuk memastikan platform tersebut digunakan secara bertanggung jawab dan menginginkan akuntabilitas yang lebih tinggi.
Namun, jika dipikir-pikir kembali, tindakan ini dianggap sebagai penyensoran untuk memblokir kebebasan berbicara di negara Himalaya tersebut.
Pada 9 September, pemuda Nepal murka dan turun ke jalan, meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintahan saat ini.
Properti pemerintah, kantor, dan rumah para menteri serta mantan menteri dirusak.
Para demonstran yang geram membakar semua yang mereka lihat.
Dari gedung parlemen hingga hotel bintang lima, tak ada yang luput.
Protes tersebut dijuluki sebagai protes 'Gen Z' di Nepal karena banyaknya partisipasi kaum muda.
Klaim pemerintah
Pemerintah Nepal mengklaim bahwa pengguna media sosial mendaftar dengan identitas palsu untuk menyebarkan kebencian di negara tersebut, dan juga menyebut kejahatan siber sebagai salah satu faktornya.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa kerukunan telah terganggu akibat penggunaan media sosial sebagai alat.
Pandangan kaum muda
Kaum muda di negara itu tidak yakin dengan alasan pemerintah di balik pelarangan media sosial.
Larangan ini bermula sebagai protes terhadap pelarangan platform-platform tersebut, yang menurut mereka merupakan cara untuk menyensor suara-suara di negara itu.
Media sosial mungkin menjadi pemicunya, tetapi kerusuhan yang sedang berlangsung di Nepal saat ini adalah tentang korupsi dan kesenjangan ekonomi.
(***)