Menlu Afghanistan Peringatkan Ancaman Regional Seiring ISIS Bangun Basis di Negara Tetangga

Amastya 8 Oct 2025, 14:34
Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi di pertemuan Format Moskow/ Emirat Islam Afghanistan
Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi di pertemuan Format Moskow/ Emirat Islam Afghanistan

RIAU24.COM - Dalam pidato kunci pada pertemuan Format Moskow ke-7, Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi menyampaikan pandangan komprehensif tentang kemajuan dan tantangan Afghanistan, menyoroti kemajuan negara tersebut dalam hal keamanan, pertumbuhan ekonomi, dan kebutuhan akan dukungan internasional.

Muttaqi membuka pidatonya dengan mengakui tantangan keamanan signifikan yang diwarisi Afghanistan setelah berdirinya Imarah Islam.

Ia menekankan bahwa, meskipun negara tersebut menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok seperti Daesh, pemerintah Afghanistan telah berhasil mengelola masalah-masalah ini.

"Afghanistan telah bertransisi dari sumber ketidakamanan menjadi mitra stabilitas regional," ujar Muttaqi.

Ia lebih lanjut menekankan bahwa wilayah Afghanistan tidak digunakan untuk mengatur serangan terhadap negara lain, meskipun ada tuduhan sebaliknya.

Secara khusus, ia memperingatkan bahwa organisasi teroris, termasuk Daesh, baru-baru ini mendirikan pangkalan pelatihan dan operasional di negara-negara tetangga, yang menimbulkan ancaman regional yang semakin besar.

Pidato Menlu Afghanistan juga menyoroti pencapaian ekonomi negara tersebut meskipun menghadapi sanksi internasional yang berat dan aset yang dibekukan.

PDB Afghanistan telah meningkat dari $14,4 miliar menjadi $17,4 miliar selama empat tahun terakhir, dan ekspor telah melonjak dari $700 juta per tahun menjadi $2 miliar.

Negara ini juga telah mengalami pertumbuhan produksi industri, dengan lebih dari 6.000 pabrik kini beroperasi.

Perkembangan positif ini, menurut Muttaqi, mencerminkan dorongan Afghanistan untuk mencapai kemandirian finansial, dengan pemerintah kini mendanai anggarannya sepenuhnya dari pendapatan domestik.

Namun, Menlu Afghanistan berterus terang tentang rintangan yang masih dihadapi Afghanistan.

Ia mendesak masyarakat internasional untuk mencabut sanksi dan melepaskan sekitar $9 miliar aset Afghanistan yang dibekukan.

Sanksi-sanksi ini, jelasnya, telah secara signifikan menghambat potensi ekonomi negara tersebut, membatasi kemampuannya untuk terlibat secara bebas di pasar global.

Menteri tersebut juga menyerukan kerja sama regional dalam menangani isu-isu seperti perdagangan narkotika, sebuah masalah yang semakin intensif sejak larangan budidaya opium di Afghanistan.

Meskipun produksi narkotika dalam negeri telah menurun, perdagangannya telah beralih ke negara-negara tetangga, yang menggarisbawahi perlunya upaya regional yang terkoordinasi untuk memerangi perdagangan narkoba.

Fokus utama pidato Muttaqi adalah hubungan diplomatik Afghanistan.

Ia memuji pengakuan Rusia terhadap Emirat Islam, menyebutnya sebagai langkah berani yang membuka jalan bagi kerja sama praktis antara kedua negara.

Ia mendesak negara-negara lain untuk mengadopsi pendekatan serupa, melampaui perbedaan politik di masa lalu untuk berfokus pada kemitraan yang saling menguntungkan, terutama di bidang pertumbuhan ekonomi dan konektivitas regional.

Dalam pidato penutupnya, Menlu Afghanistan menyampaikan solidaritasnya kepada rakyat Palestina, mengutuk kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza, dan menyerukan kepada kekuatan-kekuatan global untuk mengambil tindakan tegas guna mengakhiri kekejaman tersebut dan mendukung hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Pidato Muttaqi di Format Moskow mencerminkan tujuan Afghanistan yang lebih luas, yaitu meningkatkan kolaborasi regional, mengamankan pembangunan ekonomi, dan terlibat dengan komunitas internasional.

Seruannya untuk pandangan yang objektif dan independen terhadap keamanan dan kemajuan ekonomi Afghanistan menandakan dorongan yang jelas untuk dukungan regional dan internasional yang lebih besar dalam pemulihan dan pembangunan negara yang sedang berlangsung.

(***)