Studi: Kenaikan Permukaan Air Laut Telah Membahayakan 100 Juta Bangunan di Belahan Bumi Selatan

Amastya 9 Oct 2025, 14:29
Gambar representatif /pexels
Gambar representatif /pexels

RIAU24.COM - Para ilmuwan telah lama memperingatkan tentang kenaikan permukaan laut, tetapi kini ancamannya semakin besar.

Jika studi ini dapat dipercaya, hampir 100 juta bangunan di belahan bumi selatan mungkin terancam pada akhir abad ini.

Para peneliti mengatakan bahwa meskipun negara-negara di seluruh dunia mengurangi emisi gas rumah kaca mereka sesuai dengan Perjanjian Paris, hal itu tidak akan cukup untuk menyelamatkan hampir lima juta bangunan di belahan bumi selatan.

Wilayah mana yang akan paling terdampak?

Studi ini berfokus pada dampak kenaikan permukaan laut di belahan bumi selatan, yang mencakup negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, serta Amerika Tengah dan Selatan.

Studi yang dipublikasikan di Urban Sustainability ini mengeksplorasi berbagai skenario kenaikan permukaan laut antara 0,5 meter hingga 20 meter.

Kenaikan permukaan laut setinggi lima meter atau lebih akan membahayakan hampir 100 juta bangunan.

Jika permukaan air naik pada level terendah, yaitu 0,5 meter, masih cukup untuk membanjiri hampir tiga juta bangunan di area studi yang dieksplorasi.

"Kami terkejut dengan banyaknya bangunan yang berisiko akibat kenaikan muka air laut jangka panjang yang relatif kecil," kata Profesor Jeff Cardile, rekan penulis dan profesor di Universitas McGill.

"Kenaikan muka air laut merupakan konsekuensi pemanasan yang lambat namun tak terbendung, yang telah berdampak pada populasi pesisir dan akan terus berlanjut selama berabad-abad," ujar Profesor Natalya Gomez, salah satu penulis studi dan Ketua Riset Kanada untuk Interaksi Lapisan Es dan Muka Air Laut di Universitas McGill.

Diketahui studi ini hanya mempertimbangkan pulau-pulau di Asia Tenggara karena data kenaikan muka air laut di sekitar daratan Asia Tenggara belum lengkap.

(***)