Hamas Menolak Pembentukan 'Dewan Perdamaian' Trump untuk Gaza
RIAU24.COM - Seorang pejabat senior Hamas dilaporkan mengatakan bahwa kelompok militan Palestina tersebut menolak usulan Presiden AS Donald Trump untuk membentuk ‘Dewan Perdamaian’ sementara yang akan mengawasi pemerintahan Gaza, yang dipimpin oleh presiden AS sendiri.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada Al Arab, stasiun televisi Qatar, pada hari Kamis (9 Oktober), "Tidak ada warga Palestina yang akan menerima ini. Semua faksi, termasuk Otoritas Palestina, menolak ini."
Pernyataan tersebut muncul setelah Israel dan Hamas menyepakati kesepakatan gencatan senjata untuk membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza dengan imbalan ratusan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, menyusul negosiasi tidak langsung di Mesir.
Komite pengawas ‘Dewan Perdamaian,’ yang menurut Trump akan diketuainya, juga akan beranggotakan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
"Tidak seorang pun akan menerima kembalinya era mandat dan kolonialisme," kata Hamdan.
'Netanyahu telah mencapai tujuannya di Gaza'
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mencapai tiga tujuan perang yang ia inginkan di Gaza, klaim juru bicaranya, Shosh Bedrosian.
Berbicara dalam sebuah pengarahan yang disiarkan televisi, Bedrosian menyatakan mewakili Netanyahu.
Pernyataan ini muncul di tengah persiapan Israel untuk meratifikasi pembebasan sandera dan pengumuman perjanjian gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, Bedrosian mengatakan, "Kita telah mencapai titik kritis dalam perang ini. Sejak hari pertama perang ini, Perdana Menteri telah menetapkan tiga tujuan — memulangkan semua sandera kita, mengalahkan dan membubarkan Hamas, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."
Dalam pernyataan yang mengisyaratkan deklarasi kemenangan, ia mengatakan, “Semua tujuan perdana menteri kini telah tercapai.”
3 tujuan perang Netanyahu
Pada bulan Agustus, Netanyahu mengadakan rapat pemerintah tentang bagaimana ia akan memberi pengarahan kepada pasukannya tentang pencapaian tiga tujuan perang spesifik di Gaza, seraya ia berjanji untuk bekerja guna memastikan Gaza tidak akan pernah lagi mengancam Israel.
Berbicara dalam pertemuan tersebut, Netanyahu mengatakan, "1.955 tahun yang lalu, tepat setelah tanggal Sembilan [bulan Ibrani] Av, kami mengalami kejatuhan terbesar yang pernah ada, yang mengubah wajah sejarah Yahudi. Sejak saat itu, kami telah terpecah belah, terpisah, dan saling bertikai."
(***)