Iran Kecam Donald Trump Karena Perintahkan AS Lanjutkan Uji Coba Nuklir

Amastya 31 Oct 2025, 14:55
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Presiden AS Donald Trump/ AFP
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Presiden AS Donald Trump/ AFP

RIAU24.COM Iran pada hari Kamis (30 Oktober) mengecam perintah mendadak Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir, menyebutnya sebagai langkah regresif dan tidak bertanggung jawab yang mengancam stabilitas global.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menuduh Washington munafik.

"Seorang pengganggu bersenjata nuklir sedang melanjutkan uji coba senjata atom. Pengganggu yang sama telah menjelek-jelekkan program nuklir damai Iran," ujarnya.

Reaksi Iran muncul ketika Trump mengumumkan pada hari Rabu bahwa ia telah menginstruksikan Departemen Perang AS untuk memulai uji coba senjata nuklir segera, menandai apa yang akan menjadi uji coba nuklir Amerika pertama dalam lebih dari tiga dekade.

Dengan menyebut AS sebagai pengganggu bersenjata nuklir, Agachi dalam postingannya menyebut pengumuman Amerika tentang dimulainya kembali uji coba nuklir sebagai langkah regresif dan tidak bertanggung jawab serta ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Mengapa AS melanjutkan uji coba nuklir?

Perintah uji coba nuklir Trump dikeluarkan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa Moskow telah menguji rudal jelajah Burevestnik berkemampuan nuklir dan drone nuklir bawah air Poseidon.

Trump mengatakan keputusannya merupakan respons terhadap perkembangan tersebut, dengan alasan bahwa AS harus mengimbangi para pesaingnya.

Perintah tersebut dikeluarkan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa Moskow telah menguji coba rudal jelajah Burevestnik berkemampuan nuklir dan drone nuklir bawah air Poseidon.

Trump mengatakan keputusannya merupakan respons terhadap perkembangan tersebut, dengan alasan bahwa AS harus mengimbangi para pesaingnya.

Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain.

Ia mengklaim bahwa ia membenci uji coba senjata nuklir karena daya rusaknya yang luar biasa, tetapi mengatakan bahwa ia memerintahkan uji coba tersebut karena program uji coba negara lain.

"Rusia berada di urutan kedua, dan Tiongkok di urutan ketiga, tetapi akan menyamainya dalam 5 tahun. Karena program uji coba negara lain, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji Senjata Nuklir kami secara setara. Proses itu akan segera dimulai," ujarnya dalam unggahan tersebut.

Kapan AS terakhir kali menguji senjata nuklir?

Uji coba nuklir AS terakhir, dengan nama sandi Divider, terjadi pada bulan September 1992 di Nevada sebelum moratorium uji coba diberlakukan oleh Presiden George HW Bush saat itu.

(***)