Lavrov dari Rusia Umumkan Bersiap untuk Uji Coba Nuklir Atas Perintah Presiden Putin

Amastya 9 Nov 2025, 17:53
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov/ net
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov/ net

RIAU24.COM Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu mengisyaratkan Moskow akan melanjutkan uji coba nuklir atas perintah Presiden Vladimir Putin.

Para pejabat sedang mempersiapkan proposal terkait hal ini, lapor kantor berita negara TASS.

"Mengenai instruksi Presiden Vladimir Putin pada pertemuan Dewan Keamanan pada 5 November, instruksi tersebut telah diterima untuk dilaksanakan dan sedang dikerjakan. Publik akan diinformasikan mengenai hasilnya," kata Lavrov.

Langkah ini dilakukan di tengah pengumuman mengejutkan Presiden AS Donlad Trump minggu lalu bahwa Washington akan melanjutkan uji coba nuklir.

Hubungan Rusia-AS telah memburuk dalam beberapa minggu terakhir karena upaya Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina belum membuahkan hasil, sehingga menyebabkan sanksi AS terhadap Rusia.

Trump juga telah membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Putin.

Apa yang dikatakan Trump tentang uji coba nuklir, yang menimbulkan kekhawatiran di Moskow?

Pada tanggal 2 November, Trump mengklaim bahwa negara-negara lain seperti Pakistan, Korea Utara, China, dan Rusia sedang melakukan uji coba nuklir bawah tanah rahasia dan bahwa ada kebutuhan bagi AS untuk melakukan hal yang sama.

"Tidak, kami akan menguji karena mereka menguji dan yang lain menguji. Dan tentu saja Korea Utara sudah menguji. Pakistan sudah menguji," kata Trump.

"Kita belum tentu tahu di mana mereka melakukan pengujian. Mereka melakukan pengujian secara diam-diam di mana orang-orang tidak tahu persis apa yang terjadi dengan pengujian tersebut," tambahnya.

Komentar itu muncul beberapa hari setelah Trump memerintahkan militer AS untuk mempersiapkan uji coba senjata nuklir baru, yang pertama sejak 1992.

Ia berpendapat bahwa langkah itu diperlukan untuk memastikan persenjataan Amerika tetap andal dan untuk menandingi apa yang ia gambarkan sebagai uji coba rahasia oleh kekuatan saingan.

Terakhir kali AS menguji senjata nuklir

Uji coba nuklir terakhir Amerika Serikat terjadi pada September 1992 dalam Operasi Julin, serangkaian tujuh ledakan bawah tanah yang dilakukan sebelum Washington menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).

Perjanjian tersebut, yang melarang semua ledakan nuklir untuk tujuan sipil dan militer, telah ditandatangani oleh 187 negara dan diratifikasi oleh 178 negara.

Namun, Amerika Serikat — meskipun merupakan penandatangan — tidak pernah meratifikasi CTBT, sehingga memberi ruang bagi pemerintahan di masa mendatang untuk melanjutkan uji coba secara legal.

(***)