HR Kevin Diks Sampai 300 Saat Ambil Penalti, Kok Nggak Jebol? Ini Kata Dokter Jantung

Devi 10 Nov 2025, 20:03
HR Kevin Diks Sampai 300 Saat Ambil Penalti, Kok Nggak Jebol? Ini Kata Dokter Jantung
HR Kevin Diks Sampai 300 Saat Ambil Penalti, Kok Nggak Jebol? Ini Kata Dokter Jantung

RIAU24.COM - Pemain Borussia Mönchengladbach, Kevin Diks mengaku detak jantungnya berdebar kencang hingga heart rate (HR) mencapai 300 beat per minute (bpm) saat mengeksekusi penalti.

Kejadian berbahaya ini dialami bek kanan Timnas Indonesia tersebut saat ia sukses menciptakan gol debut di Bundesliga, Jerman, kala timnya menggulung FC Koln 3-1, di Borussia-Park, Minggu (9/11/2025) dini hari WIB.

"Bahkan setelah penalti pertama, detak jantung saya sudah 300. Itu bukan penalti terbaik saya, tetapi masuk. Hanya itu yang penting," ujar Diks, dikutip dari laman Bundesliga, Senin (10/11/2025).

Detak jantung normal manusia ada di 60-100 detak per menit. Namun, angka ini bisa saja naik tergantung pada situasi yang sedang dialami seseorang.

Spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular Sugisman, SpBTKV(K) dari BraveHeart Brawijaya Hospital mengatakan, segala bentuk tekanan pada pertandingan sepakbola memang bisa membuat heart rate seorang pemain meningkat tajam.

"Tapi harusnya denyut jantung yang meningkat tidak sampai sejauh itu sih. Kalau heart rate sampai 300, jangan sampai ada penyakit tertentu," kata dr Sugisman saat ditemui di acara BraveTalk 'Basif Life Support & Sudden Cardiac Death' di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

"Kalau sampai segitu dia harus berhenti melakukan aktivitas, agar jantungnya balik ke irama yang normal. Jangan dipaksa terus," sambungnya.

Jika benar detak jantung Diks sebegitu cepat, menurut dr Sugisman akan bisa berdampak fatal seperti gangguan listrik jantung. Kondisi ini akan membuat jantung kuwalahan, hingga bisa berdampak pada henti jantung dan kematian.
"(yang menyelamatkan dia) mungkin gaya hidup atletnya," kata Sugisman.

"Biasanya seorang atlet itu denyut jantungnya justru jauh lebih efektif. Biasanya denyut jantungnya lebih rendah. Tapi pada saat kegiatan tertentu, emosi yang tinggi, tekanan tinggi, kecemasan tinggi, memang respons irama jantung akan meningkat," tutupnya. ***