Kisah Wanita yang Lahir 'Tanpa Otak', Berhasil Hidup hingga 20 Tahun

Devi 10 Nov 2025, 20:07
Kisah Wanita yang Lahir 'Tanpa Otak', Berhasil Hidup hingga 20 Tahun
Kisah Wanita yang Lahir 'Tanpa Otak', Berhasil Hidup hingga 20 Tahun

RIAU24.COM - Seorang wanita di Nebraska, Amerika Serikat, lahir tanpa memiliki otak. Putri dari pasangan Shawn dan Lorena bernama Alex Simpson itu ternyata mengidap kondisi hidranensefali.

"(Hidranensefali) berarti otaknya tidak ada. Secara teknis, ia memiliki otak kecil di bagian belakang otaknya yang berukuran sekitar setengah jari kelingking saya, tetapi hanya itu yang ada," jelas sang ayah Shawn, dikutip dari laman People.

Akibat kondisi itu, dokter memperkirakan Alex tidak akan hidup melewati usia empat tahun. Tetapi, Shawn dan Lorena yakin kalau Alex dapat hidup lebih lama dari perkiraan tersebut.

Meski Alex tidak bisa melihat atau mendengar, orang tuanya mengatakan mereka yakin Alex bisa merasakan kehadiran mereka.

"Kalian bisa melihat sendiri, waktu aku ke sana dan ngobrol sama dia beberapa waktu lalu, dia lagi cari aku," tutur Shawn sambil menirukan gerakan mata Alex.

Shawn mengatakan bahwa ia menganggap 'iman' sebagai faktor yang membantu keluarga mereka melewati diagnosis awal Alex, bahkan setelahnya.

"Sekitar 20 tahun yang lalu, kami takut, tapi saya rasa imanlah yang membuat kami tetap hidup," ujarnya.

"Dia seorang pejuang," tambah Lorena.

Adik Alex, SJ, yang berusia 14 tahun mengatakan bahwa ia bangga memiliki kakaknya itu.

"Ketika orang bertanya tentang keluarga saya, hal pertama yang saya sebut adalah Alex, saudara perempuan saya yang disabilitas," tegas SJ.

Walaupun kondisi kakaknya itu terbatas, SJ yakin Alex bisa memahami dan merasakan hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Misalnya saat seseorang stres di dekatnya atau senyap, Alex pasti tahu.

"Tetap Alex akan tahu. Dia akan merasakan sesuatu," sambungnya.

Dikutip dari Medical News Today, hidranensefali adalah disabilitas langka yang muncul sejak lahir dan menyebabkan gangguan sistem saraf pusat. Saat kondisi ini terjadi, hemisfer depan atau serebrum otak bayi hilang.

Sebagai gantinya, cairan serebrospinal yang biasanya menjadi bantalan otak mengisi ruang tersebut. Kondisi ini memengaruhi bayi laki-laki dan perempuan dengan tingkat yang sama.

Beberapa bayi mungkin berisiko lebih tinggi mengalaminya jika salah satu orang tua membawa gen yang diduga menyebabkan gangguan tersebut. Meskipun beberapa ilmuwan menduga genetika mungkin berperan dalam hidranensefali, penyebab pastinya belum diketahui, dan belum ada obat untuk kondisi ini.

Beberapa ilmuwan menduga bahwa hiranensefali adalah kelainan yang diwariskan orang tua anak. Tetapi, yang lain menduga hidranensefali terjadi karena penyumbatan arteri karotis yang memasuki kepala.

Namun, masih belum jelas bagaimana atau mengapa penyumbatan tersebut dapat terjadi. Teori lain adalah bahwa sistem saraf pusat bayi mengalami cedera pada tahap perkembangan yang sangat awal, atau tidak berkembang dengan baik.

Beberapa penyebab tambahan mungkin meliputi:

  • Paparan ibu terhadap zat beracun.
  • Masalah sirkulasi darah pada janin.
  • Infeksi rahim pada tahap awal perkembangan. ***