Pemukim Israel Melancarkan Serangan Pembakaran di Tepi Barat, 4 Tersangka Ditangkap

Amastya 13 Nov 2025, 12:06
Warga Palestina memeriksa bagian-bagian rumah yang terbakar setelah serangan pemukim Israel di desa Beit Lid, sebelah timur Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki pada 11 November 2025/ AFP
Warga Palestina memeriksa bagian-bagian rumah yang terbakar setelah serangan pemukim Israel di desa Beit Lid, sebelah timur Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki pada 11 November 2025/ AFP

RIAU24.COM - Pemukim Israel membakar lahan pertanian Palestina dan sebuah gudang pada hari Selasa di desa Badui tersebut. Beberapa warga Palestina terluka.

Insiden ini merupakan yang terbaru dalam gelombang kekerasan terbaru di Tepi Barat selama musim panen zaitun.

Menurut Times of Israel, tentara telah menahan setidaknya empat tersangka.

“Pasukan keamanan berupaya membubarkan [tersangka] menggunakan alat pembubaran kerusuhan, dan menahan serta menangkap beberapa warga sipil Israel,” kata IDF.

Menurut kantor berita Palestina, Wafa, tentara juga terlibat dalam serangan itu, karena sebagian besar dari mereka adalah pria bertopeng.

Mereka mencoba menyerang warga Palestina yang sedang berusaha memadamkan api. Namun, menurut Times of Israel, tentara diserang oleh para pemukim setelah penangkapan tersebut.

Presiden Israel Issac Herzog mengutuk kekerasan terbaru itu sebagai mengejutkan dan serius, dan menyalahkan segelintir individu yang melakukan kekerasan dan berbahaya.

Oktober mencatat angka kekerasan pemukim tertinggi

Oktober menandai dimulainya musim panen zaitun tahunan.

Kekerasan terjadi hampir setiap hari.

Menurut kantor kemanusiaan PBB, jumlah serangan oleh para pemukim mencapai titik tertinggi dalam sebulan terakhir.

Hingga Jumat lalu, terdapat laporan 264 insiden kekerasan yang berkaitan dengan pemukim, baik oleh tentara maupun warga sipil.

Israel telah membangun sekitar 160 permukiman yang menampung 700.000 orang Yahudi, yang merambah lebih dari 60 persen lahan.

Permukiman-permukiman ini ilegal menurut hukum internasional.

Komando Pusat IDF, Mayor Jenderal Avi Bluth, mengutuk serangan tersebut.

Ia berkata, "Realitas di mana pemuda pinggiran anarkis bertindak keras terhadap warga sipil tak berdosa dan terhadap pasukan keamanan tidak dapat diterima dan sangat serius. Hal ini harus ditangani dengan tegas."

Namun, menurut kelompok hak asasi Israel, Yesh Din, dari 1.701 penyelidikan polisi terdaftar terhadap pelanggaran yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, 93 persen telah ditutup tanpa mengajukan dakwaan apa pun.

(***)