AS akan Dorong Persyaratan Maksimalis Rusia, Minta Ukraina Serahkan Wilayahnya

Amastya 20 Nov 2025, 15:07
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/ AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/ AFP

RIAU24.COM Amerika Serikat akan meminta Ukraina untuk menyerahkan sebagian besar wilayahnya dan memangkas lebih dari setengah jumlah tentaranya, menurut sebuah laporan yang mengutip sumber terpercaya.

Proposal perdamaian AS yang baru, menurut laporan AFP, menggemakan istilah-istilah maksimalis Rusia.

Proposal ini muncul di hari yang sama ketika serangan Rusia menghantam kota Ternopil di Ukraina barat, menewaskan 26 orang, termasuk tiga anak-anak.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa para korban adalah orang-orang yang sedang tidur di rumah mereka, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan ia terkejut dengan banyaknya korban sipil.

Apa usulan perdamaian Rusia-Ukraina yang baru?

Rencana tersebut menyerukan pengakuan atas Krimea dan wilayah lain yang telah direbut Rusia, mengurangi jumlah personel angkatan bersenjata Ukraina menjadi sekitar 400.000 personel, dan menyerahkan semua senjata jarak jauh.

Pejabat yang memilih untuk tidak disebutkan namanya tersebut mengatakan tidak jelas apakah rencana tersebut datang langsung dari Presiden Donald Trump atau dari orang-orang di sekitarnya.

"Perbedaan pentingnya adalah kita tidak mengerti apakah ini benar-benar cerita Trump atau rombongannya,” ungkap narasumber tersebut.

Di saat yang sama, belum ada kejelasan mengenai apa yang akan ditawarkan Rusia sebagai balasannya.

Sebelumnya, Axios melaporkan bahwa Moskow dan Washington telah menyusun rencana rahasia untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.

Namun, kedua negara belum mengonfirmasi hal ini.

Zelensky di Turki

Kebingungan diplomatik terjadi tepat ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan perjalanan ke Turki, berharap dapat menarik kembali Washington ke dalam proses perdamaian. Namun, utusan Trump, Steve Witkoff, yang seharusnya hadir di sana, justru melewatkan perundingan tersebut.

Pada saat yang sama, Menteri Angkatan Darat AS Daniel Driscoll memimpin tim Pentagon ke Kyiv untuk bertemu dengan para pejabat senior Ukraina.

Panglima tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengatakan bahwa pembicaraan tersebut produktif dan menekankan pentingnya pertahanan udara dan kemampuan serangan jarak jauh.

Ia berkata, "saya sekali lagi menekankan bahwa memperkuat perlindungan wilayah udara Ukraina, memperluas kemampuan serangan jarak jauh kami terhadap target militer musuh, serta mempertahankan dan menstabilkan garis depan akan melemahkan potensi ofensif musuh."

(***)