Minim Daerah Resapan Air, Siak Perkuat Mitigasi Banjir dan Longsor Jelang Musim Hujan
RIAU24.COM - SIAK — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi sekaligus persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Rapat yang berlangsung di Balairung Datuk Empat Suku ini dihadiri Forkopimda, jajaran OPD, para camat, serta perwakilan perusahaan di Kabupaten Siak.
Bupati Afni Zulkifli, yang memimpin langsung rapat tersebut, menegaskan bahwa agenda ini merupakan tindak lanjut dari instruksi nasional dan surat edaran Gubernur Riau untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir dan tanah longsor.
“Pertemuan ini adalah bagian dari kewajiban kita menindaklanjuti amanat nasional dan surat dari Gubernur. Seluruh kepala daerah diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrologi, dan kita wajib menjalankannya,” ujar Bupati Afni, Jumat (5/12/2025).
Seluruh Kecamatan Masuk Zona Rawan
Merujuk pantauan BMKG, seluruh kecamatan dan kampung di Kabupaten Siak masuk kategori rawan banjir dan longsor. Bupati Afni menyoroti dua kecamatan yang paling rentan, yakni Minas dan Kandis, yang sering dilanda longsor saat curah hujan tinggi.
“Riau memang berada di jalur katulistiwa sehingga tidak terdampak siklon tropis seperti Sumbar, Aceh, dan Sumut. Namun persoalan kita berbeda: daerah tangkapan air sudah banyak hilang,” paparnya.
Ia menjelaskan, jika dulu Siak selalu waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kini kekhawatiran bergeser ke banjir yang muncul saat hujan lebat bersamaan dengan naiknya pasang air sungai.
“Hutan kita berubah menjadi perkebunan sawit. Hampir tak ada lagi daerah resapan air. Ini yang membuat banjir semakin mudah terjadi. Karena itu, normalisasi kanal menjadi mitigasi utama,” tegasnya.
Perusahaan Diminta Turun Tangan
Bupati Afni juga meminta dukungan dunia usaha, terutama perusahaan yang wilayahnya berbatasan dengan sungai dan kanal, agar turut membersihkan dan menormalisasi aliran air.
“Kami minta perusahaan yang memiliki kebun di tepi sungai dan kanal untuk ikut mengeruk dan menormalisasi aliran air. Ini bagian dari tanggung jawab bersama,” katanya.
Ia juga menginstruksikan para camat untuk aktif berkoordinasi dengan perusahaan dan melakukan pemantauan berkala di kampung-kampung yang berisiko banjir.
“Kita sudah dalam status siaga darurat bencana. Anggaran kita terbatas, hanya 500 juta, tapi kesiapsiagaan tetap harus maksimal. Mitigasi bersama penting agar musibah tidak terjadi, naudzubillah,” ujarnya.
Bupati Afni menegaskan bahwa Pemkab Siak bersama Forkopimda tidak akan ragu menindak pihak-pihak yang melanggar aturan lingkungan.
Persiapan Nataru 2026 Ikut Dibahas
Selain mitigasi bencana, rapat ini juga membahas pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru 2026, mulai dari kesiapan personel pengamanan, pengaturan arus lalu lintas, stabilitas kebutuhan pokok, hingga keamanan lingkungan masyarakat.
“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah daerah dan perusahaan harus berjalan seiring agar masyarakat Siak merasa aman, terlindungi, dan nyaman,” tutup Bupati Afni.(Lin)