Serangan AS Terhadap Anggota ISIS Diduga Tewaskan Agen Rahasia Suriah

Amastya 6 Dec 2025, 14:31
Gambar representatif /AFP
Gambar representatif /AFP

RIAU24.COM - Pasukan AS menewaskan seorang individu yang bekerja untuk mereka sebagai agen rahasia untuk mengumpulkan intelijen tentang ISIS di Suriah.

Operasi gabungan yang dilancarkan oleh pasukan AS dan sebuah kelompok lokal Suriah yang bertujuan menangkap seorang ekstremis yang bekerja untuk organisasi jihad tersebut, menewaskan Khaled al Masud pada bulan Oktober, yang sedang melakukan operasi mata-mata atas nama pemerintahan sementara Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa.

Menurut keluarga dan kerabat, Al Masud telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan informasi tentang ISIS kepada kelompok pemberontak yang dipimpin Ahamad al-Shara dan kemudian kepada pemerintahan sementara yang dipimpin oleh al-Shara, sebagaimana dilaporkan oleh The Associated Press.

Pembunuhan tersebut mencerminkan lingkungan politik dan keamanan yang kompleks di Suriah yang dilanda perang, karena Washington memimpin upayanya untuk memerangi sisa-sisa ISIS bersama dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa.

Menurut penduduk setempat, penggerebekan tersebut terjadi sekitar pukul 3 dini hari tanggal 29 Oktober di Dumayar, sebuah kota di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Pasukan AS melakukan operasi tersebut bersama Tentara Pembebasan Suriah (SFA), sebuah kelompok yang dilatih oleh Amerika Serikat dan berperang melawan mantan Presiden Bashar al-Assad. SFA didirikan oleh pemerintah sementara yang dibentuk setelah Assad digulingkan dan sekarang melapor kepada Kementerian Pertahanan Suriah.

Keluarga Al-Masoud yakin ia menjadi sasaran karena informasi intelijen yang keliru dari anggota Tentara Pembebasan Suriah.

Menurut sepupunya, Al-Masoud sebelumnya bekerja dengan kelompok pemberontak Ahmad al-Sharaa, Hayat Tahrir al-Sham, di wilayah barat laut Idlib sebelum Assad jatuh.

Baik Amerika Serikat maupun Suriah menahan diri untuk tidak berkomentar atas kematian Al-Masoud, menandakan menghangatnya hubungan dan bahwa tidak ada pihak yang menginginkan insiden tersebut berdampak buruk pada hubungan.

Beberapa minggu setelah operasi 19 Oktober, Al-Sharra mengunjungi Washington dan mengumumkan bahwa Suriah akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS melawan ISIS.

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa telah bertemu Presiden AS Donald Trump dua kali baru-baru ini, termasuk pertemuan keduanya di Gedung Putih pada bulan November.

Namun, sebelum mengambil alih pemerintahan sementara, Al-Sharaa mendapatkan hadiah dari AS untuk kepalanya.

Ia adalah sosok misterius yang terkait dengan beberapa kelompok militan dan menghabiskan bertahun-tahun beraktivitas di jaringan ekstremis.

(***)