Panglima Militer Libya dan 7 Orang Lainnya Tewas dalam Kecelakaan Jet di Dekat Turki
RIAU24.COM - Kepala angkatan bersenjata Libya, Letnan Jenderal Mohammed al-Haddad, dan empat pejabat militer berpangkat tinggi lainnya tewas pada Selasa malam (23 Desember) ketika jet bisnis mereka jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ankara.
Penumpang lainnya diidentifikasi sebagai Mohammed Al-Assawi, serta Mayor Jenderal Al-Fitouri Ghraibil, Mayor Jenderal Mohammed Jumaa, dan pengawal mereka, Mohammed Al-Mahjoub.
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, mengatakan bahwa kantor kejaksaan Ankara telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
Inilah yang terjadi
Para pejabat di Ankara, ibu kota Turki, dan Tripoli mengatakan bahwa jet Haddad lepas landas dari bandara Esenboga Ankara pada pukul 17.10 GMT, tetapi segera setelah itu, kontak tidak dapat dilakukan.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan bahwa puing-puing pesawat Falcon 50 mereka ditemukan oleh personel keamanan Turki di distrik Haymana dekat Ankara.
Tiga awak pesawat juga tewas. Sebelumnya pada hari Selasa, Haddad mengadakan pembicaraan di Ankara dengan Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler, dan mitranya dari Turki, Selcuk Bayraktaroglu. Dia kemudian kembali ke Tripoli.
Dalam pengarahan mengenai insiden tersebut, Perdana Menteri Libya Abdulhamid Dbeibah mengatakan di halaman Facebook-nya, "Dengan kesedihan mendalam dan duka cita yang besar, kami mengetahui kematian kepala staf umum Angkatan Darat Libya, Letnan Jenderal Mohammed al-Haddad."
Ia menambahkan bahwa ‘kontak terputus’ dengan jet tersebut, 42 menit setelah lepas landas.
Menurutnya, pesawat tersebut mengeluarkan pemberitahuan pendaratan darurat di dekat Haymana, 74 kilometer (45 mil) dari Ankara, tetapi kontak tidak dapat dipulihkan.
Kantor berita AFP melaporkan, mengutip seorang pejabat senior Turki, bahwa pesawat tersebut meminta pendaratan darurat karena kerusakan listrik 16 menit setelah lepas landas.
AFP mengutip seorang warga setempat di Haymana yang mengatakan, "Saya mendengar suara ledakan besar. Itu seperti bom," kata Burhan Cicek.
Duta Besar Libya untuk Ankara juga berada di lokasi kejadian. Walid Ellafi, Menteri Negara Libya untuk Komunikasi dan Urusan Politik, mengatakan bahwa pemerintah Turki telah memberi tahu pemerintahnya tentang insiden tersebut.
"Kami menerima telepon dari pihak berwenang Turki segera setelah kejadian, yang melaporkan bahwa kontak dengan pesawat telah terputus. Semua kontak dengan pesawat terputus sekitar setengah jam setelah lepas landas dari bandara Ankara karena masalah teknis. Kami sedang menunggu kesimpulan investigasi Turki, dan tampaknya pesawat itu jatuh," kata menteri tersebut.
(***)