Menu

Kisah Tiga Para Generasi Muda yang Bekerja di RAPP, Hanya yang Berkompeten yang Diterima

Elvi 24 Jan 2019, 17:45
Tiga orang generasi kedua yang sudah bergabung di RAPP/ist
Tiga orang generasi kedua yang sudah bergabung di RAPP/ist

Rommy menjelaskan bekerja di RAPP harus memiliki komitmen yang kuat. Jika tidak serius, lanjut Rommy, mereka akan gagal.

“Jadi kalau bekerja di sini (RAPP) sangat berkomitmen, kalau tidak pantas untuk join di sini tidak akan diterima. Jadi bukan karena siapa bapaknya atau anak siapa. Di sini fair, dia bisa ayo lanjut, kalo dia enggak bisa kita harus cari yang sesuai. Jadi tidak minder, sangat bangga malahan,” lanjut Rommy.

3. Eny Chairani
Sebelum diterima sebagai karyawan RAPP, Eny mengikuti program magang. Magang yang seharusnya dua bulan, Eny malah menjalaninya hingga ia lulus. “Seharusnya dari kampus dua bulan, tapi kebetulan orang kantor cocok dengan kontribusi selama magang, jadi diperpanjang sampai tamatlah,” jelas Eny, yang kini tengah menjabat sebagai Corporate Visit Coordinator.

Dipercaya untuk mengemban tugas oleh RAPP membuat ketiga second generation ini terus berinovasi dan meningkatkan kinerjanya. Hal itu tidak hanya dilakukan untuk perusahaan, tetapi juga untuk membuktikan diri bahwa mereka berkompeten, dan berhasil masuk bukan hanya karena label “anak karyawan” belaka.

“Improvement atau perbaikan itu adalah hal wajib, kalau tidak ada improvement sebentar lagi akan gagal, tidak ada kesuksesan yang bisa diraih. Setiap hari mikir gitu, kalau sekarang sudah beres, besok apalagi masalah yang bisa improve ke depannya,” jelas Eny.(***)

Sambungan berita:  
Halaman: 123Lihat Semua