Menu

Berikut Lokasi Data Karlahut di Kabupaten Bengkalis Riau

Dahari 16 Feb 2019, 12:23
Karhutla di Bengkalis/hari
Karhutla di Bengkalis/hari

RIAU24.COM -  BENGKALIS - Kondisi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi saat ini terus meluas di sejumlah kecamatan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis Kamis 14 Februari 2019 lalu juga sudah menggelar Rakor dan menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap dan Karhutla.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Bengkalis, sampai 16 Februari 2019, sudah terjadi kebakaran sebanyak 17 kali dengan luas lahan mencapai 223 hektar. Sementara itu, dari pantuan satelit, jumlah titik panas (hotspot) mencapai 56 titik hotspot.

Kondisi Karhutla setiap kecamatan, sebagai berikut, Kecamatan Bantan 2 kali kebakaran seluas 9 hektar, sedangkan jumlah hotspot zero alias nol. Bukit Batu 3 kali kebakaran seluas 8 hektar, hotspot 5 titik. Siak Kecil 2 kali kebakaran, seluas 17 hektar, sedang jumlah hotspot zero.

Rupat 5 kali kebakaran, seluas 163 hektar, dengan jumlah hotspot 47 titik,  Rupat Utara 1 kali kejadian kebakaran seluas 1 hektar dan 1 hotspot,

Bathin Solapan 1 kali kebakaran seluas 3 hektar  dan 1 hotspot. Talang Muandau 3 kali terjadi kebakaran, seluas 22 hektar dan 1 hotspot, Bandar Laksamana 1 hotspot, tidak ada kasus kebakaran.

Sedangkan untuk tiga kecamatan, Bengkalis, Mandau dan Pinggir, berdasarkan data per 13 Februari 2019 lalu tidak ada kasus Karhutla dan tidak ditemukan titik panas (hotspot).

Sejauh ini petugas di kecamatan, mulai dari Damkar, BPBD, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan personil TNI/Polri terus berusaha memadamkan api agar tidak merebak. Namun petugas sedikit mengalami kendala, karena faktor lokasi yang sulit terjangkau dan pasokan air.

Kepala Dinas Damkar Djamaludin, menyampaikan, Kamis lalu juga terjadi kebakaran lahan di Desa Lubuk Muda Kecamatan Siak Kecil dengan luas lahan seperempat hektar.

"Personel pemadaman sebanyak 2 regu dibantu Masyarakat Peduli Api (MPA) langsung bergerak untuk memadamkan api agar tidak merambat ke kawasan lain,"ungkap Djamaludin, Sabtu 16 Februari 2019.

Sedangkan untuk dipulau Rupat, karlahut masih terus terjadi, ratusan hektare lahan dan perkebunan masyarakat juga ikut terbakar. Tambah lagi, kondisi cuaca panas dan tiupan angin kencang.

"Kalau Dirupat hingga hari ini sudah ratusan H yang terbakar, dan masih melakukan upaya pemadaman, kondisi cuaca dan angin kencang serta jauhnya lokasi air membuat tim dilapangan semakin kewalahan," ujarnya singkat.(***)


R24/phi