Menu

Sedang Merasa Sedih? Bacalah Doa yang Dibaca Rasulullah

M. Iqbal 2 May 2019, 14:37
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya sedih. Ketika itu berlangsung, rasa-rasanya seakan ingin menyerah ataupun bersembunyi di balik selimut dan tidak pernah keluar.

Seperti dikutip dari bincangsyariah.com, Kamis, 2 Mei 2019, memang, sedih dan bahagia adalah dua sejoli yang terus menemani kita. Tapi bukan ketika seseorang sedang dilanda kesedihan, bukan berarti terus berlarut-larut.
zxc1

Mungkin saja ketika itu Allah menginginkan kita untuk lebih banyak lagi belajar dan berproses. Dalam Q.S. At Taubah ayat 40 disebutkan:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita".

Ayat tersebut memotivasi jika setiap insan manusia untuk tidak terus bersedih. Jika memang kondisinya membuat hati sedih, bersedihlah sejenak. Tidak berkepanjangan dan membuat kita tidak bisa menikmati anugerah hidup ini.

Bagi mereka yang saat ini sedang merasa susah untuk bangkit dari kesedihannya, Nabi Muhammad SAW meninggalkan wasiat kepada kita sebuah doa. Doa yang baik untuk dibaca di kala kita merasa sedih.

zxc2

Doa tersebut adalah sebagai berikut:

اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك ، أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي و نور صدري وجلاء حزني وذهاب همي

Allahumma inni ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatik, naashiyatii biyafik, maadlin fiyya hukmuk, adlun fiyya qadla’uk, as’aluka bikullismin huwa laka sammaita bihi nafsak, aw anzalitahu fi kitabik, aw ‘allamtahu ahadan min khalqik, awis ta’tsarta bihi fi ilmil ghaibi ‘indak, an taj’ala qur’ana rabi’a  qalbi wanura shadri wajalaa’a huzni wadzahaba hammi

Artinya: "Ya Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, ketentuan-Mu berlaku pada diriku, keputusan-Mu adil terhadapku, Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang merupakan milik-Mu, nama yang engkau lekatkan sendiri untuk menamai diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara hamba-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku dan pelenyap keresahanku".