Tolak Daerahnya Dijadikan Karantina Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pemkab Natuna
RIAU24.COM - Hingga saat ini Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Natuna, masih bersikeras menolak daerah mereka dijadikan karantina virus Corona, bagi WNI yang baru dipulangkan dari Wuhan, China.
Yang menjadi alasan utama, karena pemerintah Natuna menilai daerah yang berada paling ujung Provinsi Kepulauan Riau itu, belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Sehingga jika tetap dilaksanakan, tidak ada yang menjamin kesehatan masyarakat di kabupaten itu, khususnya di Ranai, tempat yang dijadikan karantina.
MEski demikian, pemerintah pusat bergeming dan tetap melaksanakan rencana semula, yakni melakukan proses karantina bagi WNI dari Wuhan di Natuna.
Sebagai langkah dari sikap pusat itu, Pemerintah Kabupaten Natuna akhirnya meliburkan seluruh pelajar mulai 3-17 Februari 2020 atau selama WNI di Wuhan dikarantina di daerah tersebut karena wabah virus corona.
Dilansir cnnindonesia yang merangmkum antara, Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti di Tanjungpinang, Minggu 2 Februari 2020 mengatakan, surat edaran dari Sekretariat Daerah Natuna tentang pelajar diliburkan selama dua pekan itu sebagai upaya pencegahan.
Pelajar diimbau untuk belajar di rumah, dan menerapkan pola hidup sehat. Pelajar juga minta untuk tidak beraktivitas di luar rumah selama masa libur.
"Kami harus melindungi seluruh warga, termasuk pelajar dan guru," ucapnya.
Ngesti menegaskan sikap Pemkab Natuna yang menolak WNI di Wuhan dikarantina atau diisolasi di Natuna. Apalagi kata Ngest, jarak antara barak militer di Natuna, tempat WNI asal Wuhan diisolasi itu, dekat dengan perumahan warga.
"Hanya berjarak 2 kilometer. Bisa mengintip," tuturnya.
Menurutnya, penolakan itu juga sudah disampaikan kepada Kemenkes. Menurtnya, aspirasi warga Natuna harus disampaikannya kepada Kemenkes. Pertama, Pemkab Natuna minta jaminan kepada Kemenkes agar tidak ada seorang pun warga Natuna yang terjangkit virus itu akibat WNI di Wuhan diisolasi di daerah tersebut.
"Ada jaminan, memulihkan psikologis warga yang dalam beberapa hari ini merasa ketakutan," katanya.
zx2
Bakar Ban
Sementara itu, Sejak Minggu siang tadi, warga Natuna terus melakukan aksi, menolak kedatangan WNI dari Wuhan tersebut. Salah satunya, dengan menggelar aksi bakar ban
di lokasi yang berada tak begitu jauh dari bandara.
Tak hanya itu, warga juga menuntut Menteri Kesehatan Terawan, berkantor di Natuna, selama proses karantina berlangsung.
Menurut Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna Haryadi, warga memiliki enam tuntutan kepada pemerintah pusat, antara lain adalah meminta 254 WNI dirawat di KRI milik TNI. Lalu, warga juga mendesat Menteri Kesehatan berkantor di Natuna selama proses karantina dan observasi ini dilakukan di Natuna selama 14 hari.
"Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kecemasan warga, karena saat ini masyarakat Natuna sudah cemas dan resah," lontarnya, dilansir kompas.