Menu

Derita Warga Rohingya Masih Berlanjut, Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia, 16 Orang Tewas Tenggelam

Siswandi 12 Feb 2020, 12:40
Sejak menjadi korban kekerasan di Myanmar, nasib kaum minoritas muslim Rohingya hingga kini masih mengenaskan. Foto: Ilustrasi (int)
Sejak menjadi korban kekerasan di Myanmar, nasib kaum minoritas muslim Rohingya hingga kini masih mengenaskan. Foto: Ilustrasi (int)

RIAU24.COM -  Insiden menimpa sebuah kapal kayu yang membawa sekitar 125 pengungsi Rohingya dari Bangladesh. Kapal itu tiba-tiba tenggelam saat berada di Teluk Bengal, Selasa 11 Februari 2020 kemarin. Akibatnya, sebanyak 16 orang warga Rohingya meninggal dalam kejadian itu.

Mereka yang menumpang kapal itu, diduga adalah korban sindikat perdagangan manusia. Sindikat ini kerap merayu pengungsi Rohingya dengan janji bisa memberi kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Meski ada yang berhasil, tetapi tidak sedikit etnis Rohingya yang bernasib buruk akibat terbujuk sindikat tersebut.

Bukannya mengubah nasib, para warga Rohingya itu terkadang dibiarkan terlunta-lunta di tengah laut dan ditinggal sindikat itu begitu saja. Tidak sedikit pula yang ditangkap penjaga pantai. 

Dilansir cnnindonesia yang merangkum associated press, Rabu 12 Februari 2020, penyelam penjaga pantai Bangladesh berhasil mengevakuasi 14 jasad perempuan, seorang lelaki dan satu anak-anak di lokasi kejadian di dekat Pulau St. Martin.

Menurut pejabat Pulau St. Martin, Noor Ahmed, mereka berhasil menyelamatkan 62 pengungsi dari lokasi. Diduga mereka dibawa sindikat perdagangan manusia dan dalam perjalanan menuju Malaysia.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Cox Bazar, Iqbal Hossain, menyatakan kapal itu diduga kelebihan muatan dan tenggelam. Mereka saat ini mengirim seluruh jenazah ke Pulau Shah Porir. Dikatakan, operasi pencarian terus berlangsung karena masih ada korban hilang. 

Halaman: 12Lihat Semua