Menu

Desa Makmur Peduli Api Binaan APP Sinar Mas Dukung Kebutuhan Jahe Merah dan Madu di Masa Pandemi COVID-19

Satria Utama 14 May 2020, 08:38
 Rita Ayuwandari bersama anggota Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi membudidayakan jahe merah dengan bantuan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) binaan PT Wirakarya Sakti, salah satu anak perusahaan APP Sinar Mas.
Rita Ayuwandari bersama anggota Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi membudidayakan jahe merah dengan bantuan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) binaan PT Wirakarya Sakti, salah satu anak perusahaan APP Sinar Mas.

Budidaya dan pengolahan jahe merah di Desa Dataran Kempas, Jambi dimulai sejak 2017 dengan melibatkan 130 anggota Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi. Diketuai Rita Ayuwandari, kelompok ini tidak hanya menanam jahe merah, tetapi juga mengolahnya menjadi serbuk jahe, serta makanan dan minuman berbahan dasar jahe.

Selama pandemi COVID-19, produksi tanaman jahe merah tersebut meningkat dari 150-200 kg per bulan menjadi 350 kg per bulan. Jahe merah dan hasil olahannya tersebut telah didistribusikan ke beberapa kabupaten di Jambi, Sumatra Selatan, Riau, dan Jakarta, baik melalui pemesanan langsung dan online, maupun melalui berbagai minimarket.

“Sejak pandemi, banyak orang mencari jahe. Pendapatan kami pun naik hingga 50%. Untuk memenuhi permintaan pasar, sebagian desa kami sampai berpindah dari bertanam sawit menjadi bertanam jahe. Saya juga bekerja sama dengan desa tetangga sebagai penyedia bahan baku. Semoga dengan ini semakin banyak masyarakat yang mandiri secara ekonomi,” ujar Rita.

Lewat program DMPA, Rita dan kelompoknya tidak hanya mendapat pembinaan tentang metode agrikultur berkelanjutan untuk mencegah kebakaran. Mereka juga menerima bantuan berupa polybag dan pupuk kompos dari PT WKS. Keberhasilan Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi ini menginspirasi munculnya petani-petani lain di 10 desa dari lima kecamatan yang tersebar di Jambi.

Melihat keberhasilan para peternak madu binaan DMPA di Desa Bahta, Kalimantan Barat dan meningkatnya permintaan selama pandemi COVID-19, masyarakat lainnya pun termotivasi untuk ikut membudidayakan madu.

Desa tersebut kini memproduksi tiga kali lipat jumlah madu yang dihasilkan sebelumnya, yaitu menjadi 100 kg per bulan. Madu tersebut didistribusikan ke Jakarta, Yogyakarta, Pontianak, Sintang, Sambat, dan Kapuas Hulu.  

Halaman: 123Lihat Semua