Menu

Tercemar Ekstremisme Sayap Kanan, Pasukan Angkatan Darat Elit Jerman Dibubarkan

Riki Ariyanto 1 Jul 2020, 11:07
Tercemar Ekstremisme Sayap Kanan, Pasukan Angkatan Darat Elit Jerman Dibubarkan (foto/int)
Tercemar Ekstremisme Sayap Kanan, Pasukan Angkatan Darat Elit Jerman Dibubarkan (foto/int)

RIAU24.COM - Dicurigai tercemar ekstremisme sayap kanan, otoritas Jerman telah membubarkan sebagian pasukan elit Jerman. Menteri pertahanan Jerman sebut sudah perintahkan pembubaran sebagian pasukan komando elit Jerman (KSK) itu.

zxc1

Dilansir dari Okezone, Kepada surat kabar Sueddeutsche Zeitung, Menhan Annegret Kramp-Karrenbauer sebut pasukan elit KSK sudah "menjadi sebagian independen" dari rantai komando, dengan "budaya kepemimpinan yang beracun". Pasukan elit Angkatan Darat Jerman itu sudah kena kecaman sebab banyak prajurit dicurigai tercemar ekstremisme sayap kanan.

zxc2

Awal tahun 2020 intelijen militer Jerman menemukan hampir 600 tersangka pendukung sayap kanan di angkatan darat pada 2019, dan menyoroti KSK sebagai masalah khusus dengan 20 anggotanya dicurigai memiliki paham itu.

Pada Mei, polisi menyita bahan peledak dan senjata di rumah seorang prajurit KSK. Kramp-Karrenbauer sudsh membentuk kelompok kerja untuk memeriksa masalah tersebut, dan laporannya dipresentasikan pada Selasa (30 Juni 2020).

KSK "tidak dapat terus ada dalam bentuk saat ini" dan harus "diintegrasikan dengan lebih baik ke Bundeswehr (tentara Jerman)," sebut laporan yang dilihat oleh kantor berita AFP itu.

Kramp-Karrenbauer menyebut, salah satu dari empat kompi pasukan itu, di mana ekstremisme dikatakan sebagai yang paling marak, akan dibubarkan.

"Siapa pun yang berubah menjadi ekstremis sayap kanan tidak memiliki tempat di Bundeswehr dan harus meninggalkannya," ujar Kramp-Karrenbauer kepada radio Jerman sebagaimana dilansir BBC.

Operasi KSK bakal dipindahkan ke unit lain sejauh mungkin. Itu tidak akan ambil bagian dalam latihan dan misi internasional sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Kramp-Karrenbauer menyebut temuan terbaru, termasuk hilangnya 48 ribu amunisi dan 62 kg bahan peledak adalah sesuatu yang "mengkhawatirkan" bagi negara.