Menu

Ketika Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Membahayakan di Indonesia

Devi 17 Sep 2020, 16:00
Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Berbahaya di Indonesia
Stigma Virus Corona Semakin Dalam dan Berbahaya di Indonesia

"Mereka akan berkata, "Datanglah malam ini sehingga tidak ada yang tahu ... Mereka takut akan stigma, dipandang sebagai aib, atau sumber penularan."

Sebuah survei oleh Lapor COVID-19, inisiatif data virus korona independen, dan para peneliti di Universitas Indonesia bulan lalu menemukan bahwa 33 persen dari 181 responden melaporkan telah dikucilkan setelah tertular virus corona.

“Fenomena stigma ini merugikan kesehatan masyarakat dan juga kesehatan mental mereka,” kata Dicky Pelupessy, psikolog yang terlibat dalam survei tersebut.

“Ada kasus di mana orang tidak ingin dites karena tidak ingin terlihat tertular virus.”

Di pulau Jawa, Sulawesi, dan Bali, keluarga yang berduka juga menerobos ke rumah sakit untuk mengklaim jenazah korban COVID-19, karena khawatir kerabat mereka tidak akan dimakamkan sesuai dengan keyakinan agama. Lusinan orang kemudian terinfeksi.

“Pemerintah tidak berbuat cukup untuk benar-benar mendidik masyarakat,” kata Sulfikar Amir, sosiolog bencana di Nanyang Technological University di Singapura, “Itulah salah satu alasan kami melihat reaksi ekstrim.”

Halaman: 234Lihat Semua