Menu

Blak-blakan, Nakes Ini Terang-terangan Dukung Wawancara Najwa Shihab Dengan ‘Kursi Kosong’ Menkes: Rasanya Kami Disia-siakan

Siswandi 29 Sep 2020, 15:54
Wawqncara Najwa dengan kursi kosong Menkes Terawan.  Foto: int
Wawqncara Najwa dengan kursi kosong Menkes Terawan. Foto: int

RIAU24.COM -  Wawancara presenter kondang Najwa Shihab dengan kursi kosong Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, hingga saat ini masih jadi bahan perbincangan banyak pihak.  

Namun ternyata, aksi Najwa tersebut mendapat apresiasi dan pujian dari kalangan dokter dan tenaga kesehatan (nakes).

Salah satunya dilontarkan Berlian Idris, seorang dokter jantung jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Secara terang-terangan, Berlian mengatakan aksi Najwa itu telah mewakili perasaan para nakes.

“Wawancara mbak Najwa Shihab di Mata Najwa dengan kursi kosong Menkes yang tak bersuara mewakili perasaan kebanyakan tenaga kesehatan. Rasanya seperti disia-siakan, tak ada yang membela, hampir frustrasi dibuatnya,” cuitnya melakui akun Twitter pribadi, Selasa 29 September 2020. 

Dilansir rmol, perasaan disia-siakan itu terjadi saat banyak nakes yang terpapar Covid-19. Alih-alih diperjuangkan, para nakes justru merasa seolah disalahkan. 

“Dikatakan tak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Padahal banyak hal yang masih harus dibenahi di level sistem, seperti ketersediaan APD (alat pelindung diri) dan keamanan fasilitas ruang rawat,” cuitnya lagi.  

Tak hanya,  para tim medis semakin prihatin saat tidak ada satu pun pemberitaan tentang Menkes Terawan Agus Putranto yang membela dokter, saat ada seorang politisi meragukan jumlah dokter yang wafat.

Padahal politisi itu merujuk data Kemenkes yang hanya menyebut 32 dokter wafat. Angka itu memang jauh di bawah catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang menyatakan korban Covud-19 dari kalangan dokter telah mencapai 100  orang.  

Tak sampai di situ,  rasa kecewa kembali dirasakan para nakes.  Hal itu masih merupakan buntut pernyataan Menkes Terawan. 

Ketika banyak pihak merasa khawatir karena jumlah dokter yang banyak berkurang, Terawan malah mengatakan masih ada ribuan tenaga dokter cadangan. 

“Seolah mereka yang tumbang begitu mudah digantikan. Tidak terdengar bagaimana arahannya agar jumlah yang terdampak bisa ditekan,” kesalnya. 

Selain itu,  Berlian juga menyoroti pernyataan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang meminta IDI bertanggung jawab melindungi anggotanya dalam menangani pandemi. 

“Ajaib, seorang menteri meminta kepada organisasi profesi untuk melakukan tugas yang seharusnya dilakukan pemerintah. Dan Menkes diam saja tak bersuara,” lanjut Berlian.

Namun demikian, Berlian masih mencoba berpikir positif. Bisa saja yang disampaikan Terawan tak seperti yang rakyat kebanyakan menangkapnya.

“Di sinilah pentingnya bicara pada rakyat, salah satunya dengan hadir di acara Mata Najwa. Bicaralah, dan tunjukkan kalau memang pemerintah mendahulukan kesehatan, dan memperjuangkan nakes,” tutup Berlian.  ***