Menu

Gara-gara Laporkan Najwa Shihab, Pendukung Jokowi Jadi Terpecah, Abi Rekso: Anda Sedang Mengemis Tepuk Tangan Kosong Publik

Siswandi 7 Oct 2020, 10:19
Ketua Relawan Jokowi Bersatu Silvia Devi Soembarto,  yang melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya.  Foto: int
Ketua Relawan Jokowi Bersatu Silvia Devi Soembarto, yang melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya. Foto: int

RIAU24.COM -  

 

Kasus dilaporkannya presenter Najwa Shihab oleh Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya, masih jadi sorotan. Belakangan, sikap dari kelompok pendukung Jokowi malah jadi terpecah.  

Pasalnya,  tidak semua pendukung Jokowi mendukung langkah itu. Bahkan sebaliknya, aksi pelaporan itu dinilai sebagai hal yang bodoh dan norak.  

Seperti diketahui,  yang melaporkan Najwa adalah Ketua Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto. Ia melaporkan Najwa terkait wawancara dengan kursi kosong, yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.  

Belakangan, polisi mengarahkan Silvia Devi Soembarto sebagai pihak pelapor,  untuk menempuh jalur protes ke Dewan Pers. 

Kecaman terhadap aksi yang dipimpin Silvia itu dilontarkan pendukung Jokowi lainnya,  
Abi Rekso Panggalih, yang merupakan Sekjen DPN Pergerakan Indonesia. Kelompok ini sudah mendukung Jokowi sejak 2014 lalu.  

Melalui surat terbuka,  Abi menyesalkan tindakan Silvia dengan melaporkan Najwa Shihab ke polisi.

"Saya menduga tempurung kepala anda tidak sebesar apa yang anda pamerkan dalam ruang publik. Bisa jadi beberapa hari ini Anda merasa sebagai pahlawan buat banyak orang. Padahal sebenarnya Anda sedang mengemis tepuk tangan kosong publik. Anda berdoa bukan kepada Tuhan, tetapi kepada kebodohan itu sendiri. Mengkultuskan diri sendiri, agar merasa layak disembah," tulisnya, dilansir viva,  Rabu 7 Oktober 2020.

Abi mengatakan,  pihaknha mengikuti gelombang pembicaraan publik terkait bangku kosong Najwa Shihab tersebut.  

Meskipun ia menilai apa yang dilakukan Najwa Shihab di luar kepantasan dalam etika jurnalisme, namun pelapor juga harus sadar dan paham di situlah sisi banalisme sebuah profesi jurnalisme. 

Dalam konteks pelaporan Najwa ke polisi, Abi mengingatkan bahwa dalam prinsip peradilan, ujungnya adakah mencari kebenaran formil dan materiil. Kebenaran formil adalah sebuah pembuktian 'kejahatan' dengan bukti dan saksi yang jelas tanpa perlu merujuk pada keyakinan hakim. 

"Artinya, jika melihat dari pelaporan saudari saya atau publik tidak melihat adanya bukti kuat dalam kasus 'Bangku Kosong Najwa Shihab," ulasnya lagi.  

Dari sisi kebenaran materil adalah kebenaran yang diungkap dengan proses hukum yang benar. Artinya, penyelengaraan peradilan yang seadil-adilnya hingga jatuhnya putusan yang berkonsekuensi hukum pada subjek hukum. 

"Nah, apalagi dalam konteks ini, bagaimana sebuah peradilan hukum mengadili diskursus publik, di mana tidak ada informasi bohong di sana? Sangat mengada-ada," terang Abi lagi.

"Jikapun saudari atau teman anda berdalih bahwa pelaporan ini bersifat ajudikasi. Itu juga semakin keliru dan bodoh. Karena anda dan teman-teman anda yang melaporkan ini bukan atau tidak sama sekali mewakilkan Menteri Terawan sebagai pihak pelapor. Dan bagaimana mungkin sebuah acara TV dianggap persengketaan?" lanjutnya.

Abi Rekso tak habis pikir dengan klaim Silvia, yang menurutnya lebih menampilkan sisi arogan.  Meskipun sama-sama sebagai pendukung Jokowi, bedanya Ia mendukung Jokowi dengan pikiran sedangkan Silvia mendukung dengan kearoganan. 

Terlebih lagi, aksi Silvia utu bukannya membuat publik bersimpati, melainkan banyak yang antipati sekalipun mereka diam.

"Yang lebih buruk adalah, karena orang seperti anda maka pendukung Jokowi akan ditakar sama persis dengan isi bejana akal saudari Silvia. Tentu saya dan pendukung Jokowi yang beralur pikir sama seperti saya, akan sangat keberatan jika harus disejajarkan dengan anda," terang Abi Rekso.

"Secara jujur saya katakan, tindakan ini membangun pusat-pusat kebodohan baru dalam pergaulan pendukung Jokowi. Lebih-lebih secara norak anda bersolek di belakang embel-embel pendukung Jokowi," imbuhnya.

Melalui surat terbuka tersebut, Abi memohon kepada para pendukung Jokowi agar tidak mudah terseret dalam gulungan ombak kebodohan ini. 

"Semoga saudari Silvia Devi Soembarto bukan saja melapangkan hati, namun juga kembali mendalamkan pikiran agar tidak mencoreng nama baik Presiden Jokowi dengan tindakan yang bodoh," tutupnya. 

Sebelumnya,  Silvia mengatakan,  aksi Najwa yang mewawancarai kursi kosong yang dimaksud sebagai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, adalah preseden buruk. 

Menurutnya, hal itu melukai hati relawan Jokowi Bersatu sebagai pendukung Jokowi.

"Karena Menteri Terawan adalah representasi dari Presiden Joko Widodo. Dan, saatnya kami relawan bersuara karena kami takutkan kejadian Najwa Shihab akan berulang," ujar Silvia di Polda Metro Jaya, Selasa 6 Oktober 2020 kemarin. 

Dia menyebut Najwa dalam wawancara kursi kosong itu seolah menjadikan parodi. Ia mengingatkan parodi sebagai tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara.

"Khususnya menteri, karena beliau adalah representasi dari Presiden Joko Widodo," ujarnya lagi.  ***