Menu

Saling Klaim Luka Terkait Luka Di Tubuh Pasukan Khusus FPI

Devi 20 Dec 2020, 10:20
Saling Klaim Luka Terkait Luka Di Tubuh Pasukan Khusus FPI (foto:VOI)
Saling Klaim Luka Terkait Luka Di Tubuh Pasukan Khusus FPI (foto:VOI)

RIAU24.COM -  Kasus penyerangan enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab ini mengakibatkan tindakan tegas aparat kepolisian yang belum menemukan titik yang jelas. Polri dan Front Pembela Islam (FPI) masih saling tuding soal bekas luka.

Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI, Aziz Yanuar mengatakan, selain luka tembak, pihaknya juga menemukan adanya luka memar di tubuh pasukan khusus. Diduga bekas luka itu akibat penganiayaan.

"Ada yang luka-luka tidak wajar. (Luka-luka itu) juga tidak wajar," kata Aziz dalam keterangannya, Selasa, 8 Desember.

Padahal, kata Aziz, luka lebam itu tidak hanya ditemukan di satu tubuh. Namun dia tidak merinci jumlah memar yang ditemukan.

"(Jumlah luka memar) Banyak," ujarnya.

Dengan temuan memar itu, Aziz meminta Komnas HAM yang membentuk tim penyidik ​​mengusut tuntas kasus tersebut. Jadi, kedepannya tidak akan ada lagi kebingungan tentang kronologi kematian pasukan khusus ini.

"Kami minta penyelidikan menyeluruh," ujarnya

Di sisi lain, untuk luka tembak, Aziz mengatakan pihaknya juga menemukan lebih dari satu luka tembak di setiap tubuh. Padahal, dari penglihatannya ada tiga bekas luka tembak di satu tubuh.

"Ada satu mayat dengan tiga luka tembak," kata Aziz.

Selain itu, Sekretaris FPI Munarman mengatakan, bekas luka tembak di seluruh tubuh memiliki kesamaan. Semua bekas luka tembak mengarah ke hati para martir.

Padahal, luka tembak itu diduga akibat tembakan jarak dekat. Ini mengacu pada kesaksian ahli.

“Dilihat dari luka tembak, menurut ahli yang hadir di pemakaman, para syuhada itu ditembak dari jarak dekat,” ujarnya.

Panggilan Polisi Tidak Ada Memar
Padahal, Polri memberikan pernyataan berbeda. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Jenderal Andi Rian mengatakan, dari hasil otopsi yang diterima, tidak ada luka memar di tubuh prajurit.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan lain," kata Andi.

Namun, Andi mengiyakan jika ditemukan luka tembak. Dari data yang tersedia, ditemukan sekitar 18 bekas tembakan.

“Secara umum yang bisa saya sampaikan ke masyarakat, ada 18 luka tembak (di 6 jenazah),” kata Andi.

Namun, Andi tidak menjelaskan secara detail jumlah luka tembak di setiap tubuh. Pasalnya, hal itu termasuk dalam materi investigasi.

"Itu materi investigasi. Kita bicarakan yang umum saja," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Forensik RS Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri Kramat Jati) Arif Wahyono mengatakan, luka memar di tubuh enam anggota laskar khusus itu bukan akibat kekerasan.

"Tadi mayatnya yang memar," kata Arif

Arif juga mengatakan, memar pada jenazah terjadi karena adanya perubahan warna menjadi warna biru di beberapa bagian tubuh seseorang yang sudah meninggal. Ini adalah kondisi yang selalu terjadi pada mayat.

“Tidak ada memar (luka),” kata Arif.

Sebelumnya, 6 anggota Laskar Khusus pengawal Rizieq Shihab ditembak mati polisi. Mereka diberi tindakan tegas karena menyerang petugas polisi.

Tindakan tegas polisi ini diawali dengan pemeriksaan polisi terkait jadwal pemeriksaan Rizieq Shihab. Pasalnya, polisi mendapat informasi akan ada mobilisasi massa.

Namun dalam proses penyidikan mengikuti gerak Rizieq, anggota Polda Metro Jaya diserang.

Menurut polisi, penyerangan itu terjadi di tol Jakarta-Cikampek KM 50. Penyerangan diawali dengan sebuah mobil tentara khusus yang menghentikan mobil polisi tersebut.

Kemudian sekitar 10 laskar khusus menyerang mobil anggota menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). Hingga akhirnya polisi mengembalikan tembakan tersebut.

Akibatnya, enam orang tewas di lokasi. Sementara itu, empat tentara lainnya melarikan diri.