Menu

Ikut Jejak BCA, Bank Syariah Ini Juga Membekukan Rekening Nasabah yang Terafiliasi Dengan FPI

Devi 13 Jan 2021, 09:20
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM -  PT Bank Syariah Mandiri (BSM) secara tegas menyatakan telah membekukan rekening nasabah yang diduga kuat terafiliasi dengan ormas terlarang Front Pembela Islam (FPI). Pernyataan resmi tersebut disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan BSM Ivan Ally. Menurut dia, kebijakan pembekuan rekening sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bank Syariah Mandiri menyatakan senantiasa mematuhi dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam menjalankan seluruh operasional perbankan, termasuk penghentian sementara rekening nasabah,” ujarnya pada 11 Januari.

Ivan memastikan pemblokiran ini bersifat sementara sesuai arahan otoritas yang berwenang. "Bukan atas inisiatif bank," tambahnya.

Sedangkan kewenangan yang dimaksud Ivan antara lain Kepolisian, Kejaksaan Agung, Hakim, KPK, Petugas Pajak, dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ke depannya, BSM mengundang pihak dan instansi tertentu yang merasa memiliki dan bertanggung jawab atas rekening tersebut untuk langsung menghubungi bank jika merasa keputusan pembekuan tersebut memberatkan.

"Jika pelanggan keberatan dengan penangguhan tersebut, pelanggan bisa langsung menghubungi kami untuk penjelasan lebih lanjut," ujarnya.

Kebijakan strategis BSM terhadap status rekening nasabah mengikuti langkah serupa yang dilakukan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebelumnya.

Desakan pembekuan akun yang diduga berafiliasi dengan FPI berawal dari cuitan warganet pada Ahad, 10 Januari lalu yang sempat trending. Beberapa warganet membagikan tweet mereka terkait masalah ini. Salah satunya akun Fe_Bintang yang menuliskan nada tidak setuju lembaga jasa keuangan milik PT Bank Mandiri Tbk ini.

"Tarik saja tabungan Anda dari Bank Mandiri Syariah. Bank sedang bermain dalam politik #boikotsyariahmandiri," katanya, Minggu, 10 Januari.

Senada dengan itu, akun @Gaknyehar__ juga membagikan pandangannya terkait dugaan penangguhan akun yang disinyalir terkait dengan kegiatan FPI. Bahkan, para netizen tersebut mempertanyakan sikap perbankan apakah bisa memberlakukan kebijakan yang sama terhadap penyelundup dana negara.

"Apakah rekening keluarga koruptor diblokir?" dia memanggil.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, BSM diduga telah membekukan rekening nasabah yang merupakan putri dari pimpinan FPI, Rizieq Shihab, secara sepihak.

Kinerja Bank Syariah Mandiri bisa dibilang sangat baik. Meski dalam situasi pandemi, bank syariah terbesar di Indonesia ini mampu mengukir prestasi sendiri. Mengutip laporan keuangan terbaru perseroan kuartal III tahun 2020 di situs resminya, disebutkan bahwa Bank Syariah Mandiri berhasil mengumpulkan laba bersih tidak kurang dari Rp1,07 triliun. Angka ini naik 22,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Sementara itu, dukungan BSM paling banyak disumbang oleh peningkatan fee-based income, terutama dari layanan digital, produk berbasis emas, dan pendapatan margin pembiayaan konsumen.

Dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), disebutkan terjadi peningkatan nilai simpanan dengan simpanan menjadi penunjang utama sebesar Rp44,7 triliun atau meningkat 19,2 persen year-on-year. Bunga simpanan yang tinggi ini memberikan kontribusi 59,2 persen dari seluruh dana murah yang dimiliki perseroan (tabungan, giro dan deposito).

Lonjakan DPK membuat aset BSM tercatat sebesar Rp. 119,43 triliun atau meningkat 16,1 persen.

Kemudian untuk sektor intermediasi perbankan, pembiayaan BSM dikatakan telah menyentuh nilai Rp 79,2 triliun atau tumbuh 7,3 persen dibandingkan kuartal III 2019.

Kenaikan jumlah pembiayaan tersebut diikuti kemampuan perseroan menjaga kualitas penyaluran dana dengan rasio net NPF (non performing financing / NPF) sebesar 0,6 persen pada September 2020 dibandingkan September 2019 yang sebesar 1,6 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri memberikan patokan agar penyaluran pembiayaan kategori sehat dan kredit tidak melebihi ketentuan 4 persen.

Perjalanan BSM dalam membentuk Bank Syariah Indonesia

Bank Syariah Mandiri merupakan anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk. Cikal bakal berdirinya BSM adalah ketika Bank Mandiri mengambil langkah strategis dengan mentransformasi PT Bank Susila Bakti yang saat itu merupakan anak perusahaan menjadi lembaga perbankan berbasis syariah.

Kini Bank Syariah Mandiri telah berdiri lebih dari dua dekade, pemerintah sebagai pemegang saham pengendali mengambil keputusan penting untuk menggabungkan tiga bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia. Sedangkan tiga bank tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Negara Indonesia Syariah, serta PT Bank Syariah Mandiri.

BRIS sendiri sebagai satu-satunya perusahaan publik di antara ketiga bank tersebut ditunjuk sebagai entitas induk. Sedangkan dua lainnya akan bergabung ke dalam struktur inti BRIS. Namun yang unik, BSM dikenal sebagai entitas dengan porsi saham disetor terbesar dengan 51 persen. Sebab, BSM merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dalam hal kepemilikan aset.

Sebuah laporan menyebutkan, berdasarkan rekapitulasi kinerja semester I 2020, ketiga bank syariah nasional ini memiliki total aset Rp. 214 triliun dengan modal inti Rp. 20,4 triliun. Meski dapat dikatakan cukup berprestasi dari segi kegiatan usaha, namun hal ini tidak serta merta menjadikan BSM sebagai pimpinan dari Bank Syariah Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang saham terbesar lebih memilih BRIS sebagai entitas induk, dengan dua entitas lainnya digabungkan ke dalam struktur inti.

Diperkirakan, alasan utama negara menunjuk BRIS adalah karena lembaga jasa keuangan ini sudah menjadi perusahaan publik dibandingkan dua bank lainnya sehingga tidak mengulangi proses IPO (penawaran umum perdana) jika ingin dicatatkan di bursa. bursa saham

Selain itu, BRIS merupakan anak perusahaan dari bank terbesar di Indonesia yaitu BRI dengan catatan aset konsolidasian sebesar Rp1.447 triliun per September 2020.

Hingga akhir kuartal ketiga tahun 2020, BRIS diketahui telah memperoleh laba bersih sebesar Rp. 190 milyar dengan aset Rp. 56 triliun.

Sedangkan BNI Syariah pada periode yang sama membukukan laba bersih sebesar Rp. 387 miliar dan aset Rp. 52,3 triliun. Perbedaan postur kinerja dan aset antara BSM dengan kedua bank lainnya sangat mencolok. Namun, pemerintah pasti sudah memikirkan dengan matang soal ini.

Bank yang diproyeksikan menjadi lembaga jasa keuangan syariah terbesar di republik ini didirikan melalui perjanjian merger yang ditandatangani pada Rabu, 16 Desember 2020.

Melalui nota kesepahaman tersebut disepakati bahwa Hery Gunardi (Direktur Utama BRIS) sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia. Diikuti oleh Ngatari (Direktur Utama BSM) sebagai wakil direktur utama I, dan Abdulah Firman Wibowo (Direktur Utama BNI Syariah) sebagai wakil direktur utama II.

Rencananya, Bank Syariah Indonesia akan mulai beroperasi penuh pada 1 Februari