Menu

Kisah Para Penduduk yang Hidup Ketakutan Akibat Kamp-kamp Pengungsi di Kenya yang Akan Ditutup

Devi 6 Apr 2021, 09:49
Kenya Ultimatum UNHCR untuk Menutup Kamp Pengungsi Dadaab (Foto : https://www.hidayatullah.com)
Kenya Ultimatum UNHCR untuk Menutup Kamp Pengungsi Dadaab (Foto : https://www.hidayatullah.com)

Kakuma, rumah bagi lebih dari 190.000 pengungsi, terletak di barat laut Kenya. Dadaab berada di timur Kenya, dekat dengan perbatasan Somalia, tetapi banyak warga Somalia telah pindah di antara kedua kamp tersebut.

Kehidupan di kedua permukiman bisa jadi sulit.

Kamp-kamp itu terpencil, dan para pengungsi sering mengeluh terjebak di sana tanpa kebebasan bergerak, bersama dengan tingkat korupsi yang tinggi dan layanan yang buruk, tetapi setidaknya, kata mereka, mereka aman dan banyak yang dapat mengakses pendidikan atau peluang bisnis.

“Ini sangat menakutkan karena kami tidak tahu langkah selanjutnya, seperti kemana kita akan pergi dari sini,” kata David Omot, seorang Ethiopia yang telah tinggal di Kakuma dan Dadaab sejak 2005, tentang perintah penutupan tersebut. “Kemana kita akan pergi? Di kampung halaman kami masih memiliki rasa tidak aman, masih ada beberapa masalah yang dihadapi orang-orang, terutama kaum muda. ”

Pria berusia 26 tahun itu mengatakan banyak orang telah tinggal di sana selama 20 tahun atau lebih, atau bahkan lahir di kamp pengungsian. Mereka tidak memiliki properti di negara tempat mereka melarikan diri. Dia juga mengkhawatirkan pengungsi muda yang belajar di Kenya. “Akan sangat sulit bagi mereka untuk kembali dan memulai hidup baru,” katanya.

Noel Bol adalah salah satunya. “Saya datang ke sini tanpa apa-apa, dan saya sekarang menjadi jurnalis karena saya bisa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah, belajar dan mencapai impian saya, dan sekarang saya melakukan sesuatu untuk masyarakat,” kata pria 26 tahun itu. -seumur hidup orang Sudan Selatan yang telah tinggal di Kakuma selama sekitar 20 tahun.

Halaman: 234Lihat Semua