Menu

Baru Terpilih Sebagai Presiden Chad, Idriss Deby Meninggal Saat Melawan Pemberontak di Medan Tempur

Devi 21 Apr 2021, 08:19
Foto : Liputan6
Foto : Liputan6

Namun, kedutaan besar AS di N'Djamena pada hari Sabtu telah memerintahkan personel yang tidak penting untuk meninggalkan negara itu, memperingatkan kemungkinan kekerasan di ibu kota. Inggris juga mendesak warganya untuk pergi. Kedutaan Prancis mengatakan dalam sebuah nasihat kepada warganya di Chad bahwa penempatan itu adalah tindakan pencegahan dan tidak ada ancaman khusus ke ibu kota. Pegunungan Tibesti di dekat perbatasan Libya sering kali menyaksikan pertempuran antara pemberontak dan tentara, serta di timur laut yang berbatasan dengan Sudan. Prancis melakukan serangan udara pada Februari 2019 untuk menghentikan serangan di sana.

Pada Februari 2008, serangan pemberontak mencapai gerbang istana kepresidenan sebelum didorong kembali dengan dukungan Prancis. Para pemimpin politik menyatakan belasungkawa setelah pengumuman kematian Deby.

"Prancis kehilangan seorang teman pemberani," kata kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah pernyataan.

"Ini mengungkapkan keterikatan yang kuat pada stabilitas dan integritas teritorial Chad," lanjutnya, menambahkan pihaknya telah mencatat pembentukan badan militer sementara dan mendesak kembalinya cepat ke pemerintahan sipil dan transisi damai.

Sementara itu, Gedung Putih menyampaikan "belasungkawa yang tulus" kepada rakyat Chad. "Kami mengutuk kekerasan baru-baru ini dan hilangnya nyawa di Chad," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan. “Kami mendukung transisi kekuasaan yang damai sesuai dengan konstitusi Chad.”

Halaman: 23Lihat Semua