Menu

Apa yang Akan Terjadi Pada Semua Data Digital Setelah Kita Meninggal? Studi ini Mungkin Punya Jawabannya....

Devi 20 May 2021, 00:18
Foto : World of Buzz
Foto : World of Buzz

RIAU24.COM -  PERNAHKAH Anda bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada semua data digital kita setelah kematian kita?

Peneliti komputer Kanada telah menemukan 12 konsep yang memungkinkan kita mengirimkan informasi pribadi ini ke keluarga dekat dengan bantuan alat inovatif berdasarkan kemauan dan privasi.

Data digital menjadi semakin penting di masyarakat. Bagaimanapun, ini penting ketika kita masih hidup dan menjadi tidak berguna setelah kematian kita kecuali untuk keluarga.

zxc1

Studi pendahuluan menemukan bahwa penting untuk memberikan data digital sebelum seseorang meninggal meskipun prosesnya rumit.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of British Columbia, Kanada, baru-baru ini meneliti 12 konsep hipotetis tentang metode dan bentuk yang memungkinkan anak-anak mewarisi data digital orang tua mereka.


Peneliti mempresentasikan konsep ini kepada 20 koresponden (berusia 18 hingga 81 tahun) dan menanyakan pendapat mereka tentang proposal dan penelitian.

The Box of Data, Memory Swipe, Blast from the Past dan Generation Cloud adalah di antara beberapa metode dan konsep yang dapat digunakan untuk memungkinkan almarhum meneruskan data digital mereka ke generasi berikutnya.

Mengambil contoh The Box of Data, ini bertujuan untuk membagikan daftar 10 lagu favorit atau kartu pos dari 10 tempat yang paling sering dikunjungi ketika seseorang masih hidup.

zxc2

Tidak seperti ide lainnya, konsep ini adalah satu-satunya yang menawarkan konten fisik dan bahkan 13 dari 20 peserta menyukai ide tersebut.

Konsep lain yang diterima dengan baik adalah Generation Cloud yang memungkinkan seseorang untuk menyimpan kenangan, foto, perjalanan, lagu, informasi penting seperti informasi tentang keluarga dan diri sendiri.

Itu adalah konsep yang paling populer (disukai oleh 15 dari 20 orang) dan peserta menilai kemampuannya untuk membangun hubungan pribadi dengan sejarah keluarga.

Diantara 12 konsep tersebut, salah satu gagasannya yaitu Blast from the Past tidak diterima dengan baik oleh semua koresponden dan dianggap dapat mengganggu emosi keluarga dan menjadi menyeramkan.

Konsep tersebut mengusulkan untuk membuat replika almarhum yang didukung AI dan berdasarkan semua data yang tersedia. Dengan menggunakan perangkat VR, anggota keluarga dapat berinteraksi dengan almarhum.

"Ini bukan cara untuk mengingat seseorang," kata seorang koresponden berusia 57 tahun.

Reaksi ini menunjukkan kepada tim peneliti bahwa masyarakat masih belum siap mengenang keluarga yang telah meninggal dunia melalui media teknologi.

Namun peserta merasa bahwa menyiapkan data untuk mengantisipasi kematian penting untuk diperhatikan.